SBSINews – Director for Presidential Studies-DECODE UGM, Nyarwi Ahmad menilai desakan Politisi PDIP Kapitra Ampera yang menyarankan Partai Nasdem agar menjadi oposisi lantaran dinamika politik yang dilakukan Nasdem karena tidak setuju Gerindra bergabung di koalisi.
“Jadi perdebatan antara Kapitra dengan Akbar Faizal itu ya menunjukkan itu, mengindikasikan adanya dinamika politik, dan itu tidak hanya dua partai itu, bisa jadi dengan elite,” ucapnya kepada wartawan, Kamis (1/8/2019).
Dengan demikian, ia menyimpulkan ucapan Kapitra yang berharap Nasdem menjadi oposisi karena sikap Nasdem yang terlalu keras menolak bergabungnya Gerindra ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK).
“Mungkin ya itu ada semacam reaksi-reaksi dari kalangan elite PDIP terhadap sikap Nasdem ya itu wajar. Artinya kalau Nasdem terlalu keras gitu kan kemudian mereka (PDI-P) berfikir lebih baik (Nasdem menjadi) oposisi,” jelasnya.
Namun, ia melihat dinamika yang terjadi antar partai di KIK adalah hal yang wajar. Bahkan bukan permasalahan serius bagi Presidenn Joko Widodo.
“Tapi itu hal yang wajar tidak ada masalah karena itu sifatnya horizontal bukan vertikal dengan pak Jokowi, kalau misalnya perdebatan dengan pak Jokowi nah itu baru ada persoalan serius, kalau itu gak ada,” tukasnya.
Sebelumnya, ucapan Kapitra yang berharap Nasdem menjadi oposisi sesungguhnya dilatarbelakangi setelah mendengar ucapan politisi Partai Nasdem Akbar Faizal pada saat acara diskusi di ILC pada Selasa (30/7).
“Saya terkejut amat sangat terkejut ternyata Nasdem lagi menyiapkan diri untuk jadi oposisi yang sesungguhnya, bahasa-bahasa yang dikeluarkan saudara saya ini (Akbar Faizal) tadi itu adalah bahasa-bahasa oposisi dan lebih baik keluar dari koalisi itu lebih bagus. Kedua atau mungkin Nasdem takut ketinggalan?, (sehingga) kegundahan itu dimunculkan kepermukaan bahwa dia akan takut kehilangan. Ini lah yang membuat sedih. Ya mudah-mudahan Nasdem jadi oposisi sesungguhnya,” singkat Kapitra.
Diketahui, Akbar Faizal sebelumnya menyebutkan, kenaifan di ruang politik saat ini sedang terjadi. Menurutnya, persamaan itu perlu dipaksakan. Dia pun mempertanyakan rekonsiliasi yang sedang dijajaki. (Sumber: wartaekonomi.co.id)