SBSINews – Medcom.Id menampilkan diskusi Crosscheck persoalan krusial Asuransi Jiwasraya yang dipandu langsung Indra selaku iconnnya dimana sejatinya diskusi tersebut juga menghadirkan Arief Puyono dari Partai Gerindra namun setelah panitia mencoba mengkonfirmasi kehadirannya selalu gagal.
Diskusi ini tetap seru karena seolah-olah terjadi head to head antara Didi Irawadi Politisi Partai Demokrat dengan Deddy Sitorus Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan(PDIP)
Dihadiri Puluhan media Ibu Kota Deddy Sitorus menjelaskan sesungguh musibah jiwasraya ini sudah terjadi ketika peralihan pemerintahan dari Era Orde Baru kepada Era Reformasi. Srsungguhnya laporan tahunan Jiwasraya kerap sekali mendapatkan penilaian WTP (Wajar tanpa Pengecualian) tapi tidak ada pengujian kebenaran dari laporan tersebut. Pengujuian laporan itu baru ada sejak Juwasraya dipimpin oleh Direktur Utama periode sekarang,” Ujarnya membuka pembicaraan.
Tambal Sulam kerugian Jiwasraya ini pun sering terjadi di era sebelumnya. “Jadi Kalau Presiden Joko Widodo mengatakan peristiwa ini sudah ada sejak 10 tahun yang lalu itu tidak salah. Tapi tak perlu ada yang baperlah toh presiden tidak menyebut siapa pelaku dan raib tak jelasnya dana rakyat sebesar Rp13 Triliun itu. Adalah salah jika ada yang menggiring opini kebobrokan keuangan jiwasraya tahun 2018 itu dikaitkan dengan rezim yang berkuasa. Borok besar itu justru ketahuan pada tahun 2018 dan tidak ada hubungannya dengan pemenangan capres tertentu dengan.mrngasumsikannya menggunakan dana jiwasraya,” tegas Deddy Sitorus
Disisi lain Didi Iriwadi Politisi Partai Demokrat mengatakan di Era Pemerintahan SBY persoalan Jiwasraya dapat diatasi dan mengapa persoalan ini justru muncul kembali saat ini. Ada apa? Mungkinkah saja ada tata kelola yang salah. “Tapi intinya begini maril kita seriusi menyelesaikan persoalan ini dengan mendorong Kejagung, Polri dan KPK untuk mengeroyok penyelesaian penanganannya,” Ujar Didi
Didi Iriadi juga mengatakan telah terjadi kesalafahaman antara dirinya dengan Deddy Sitorus untuk menggagas adanya Tim Khusus di DPR mungkin dalam bentuk PANJA. “Tadi saya bicara dengan Bang Deddy Sitorus upaya membentuk Panitia Kerja Jiwasraya (Panja Jiwasraya) dan kita usahakan di masa sidang pertama Tahun 2019, kita pernah buat panja berbagai kasus besar kok apalagi ini kasus raibnya dana rakyat Rp13 Triliun kenapa tidak, tambah Didi.
Deddy Sitorus menambahkan bahwa Panja Jiwasraya ke depan harus lebih kapabel dibandingkan panja-panja yang pernah ada di DPR RI.
“Jangan sampai panja jiwasraya justru tidak menyelesaikan masalah, kasihan mereka yang telah mengasuransikan dirinya sekian lama dan ketika mencapai masa klaim justru tidak mendapatkan apa-apa. Ini yang pasti terjadi dan harus ada solusinya,” tambah Politisi PDIP dari Dapil Kalimantan Utara yang baru saja kembali dari dapilnya memanfaatkan masa reses. (ANFPP30/12/29)