JAKARTA SBSINews – Dialog antara Agustinus Pengurus Korwil Kaktara dan Ketua DPC Bulungan dengan Nicolas Sutrisman Mantan Korwil Sumut menurut Ketua Umum SBSI Muchtar Pakpahan melalui whatsapp-nya kepada tedaksi SBSINews.com merupakan dislog yang cukup menarik.
Pernyatan Agustinus tentang langkah – langkahnya ekstrim dan radikal selama ini perlu disimak dan diapresiasi dengan positif.
“Semua hal radikal yang kami lakukan di masa lalu adalah membuka paradigma baru. Kami juga bersedia menerima kritik dan masukan demi kemajuan organisasi dan cara berorganisasi. Karena hanya dengan begitu SBSI menjadi kuat. Perlahan tapi pasti untuk berjaya di masa depan,” jelas Agus.
Begutulah sikap Agustinus yang juga telah malang melintang dalam organisasi pergerakanan seperti PRD (Partai Rakyag Demokratik) semasa Orde Baru yang cukup fenomenal melakukan perlawanan terhadap rezim otoriter pada waktu itu.
Demi kaum buruh mulai saat dengan paradigma baru Agustinus memilih jalan untuk bergandengan tangan dengan kaum buruh dengan mengedepankan dialog.
Khususnya SBSI yang sejak semasa Orde Baru berkuasa telah memposisian diri pada garda terdepan untuk melakukan perlawanan bersama rakyat.
Sikap dan sifat dari keteguhan eksponen dan aktivis buruh yang bergabung dengan SBSI itu sejatinya tidak terlepas dari pemahaman dan penghayatan dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi.
Bisa dibayangkan, hanya melalui Mars SBSI saja semangat dan etos kerja untuk mengarahkan tujuan organisasi guna meraih kesejahteraan bersama, sungguh sangat mulia bagi bangsa dan negara kita.
Maka itu perpecahan yang terjadi pada level apapun dalam SBSI sungguh menyedihkan. Apalagi mengenang perjalanan panjang SBSI yang tidak cuma menghantar tetapi juga telah melalui era reformasi yang diusungnya itu, maka sepatutnya dapat terus bersatu.
Refleksi singkat dalam gairah berorganisasi itu yang kembali dipantik Agustinus, sungguh menarik. Setidaknya Ketua Umum SBSI sendiri merasa tersentuh. Demikian agaknya Nicolas Sutrisma dari SBSI Sumatra Utara langsung menyatakan “Setuju bung …kata orang revolusioner, biarpun ratusan ribu massa kita jika tidak diberi pendidikan secara sistimatis, metodis dan juga tidak diekspos dan diberitakan maka pada hakekatnya massa tersebut tak bernyawa, alias mati kata Nico Sutrisman yang juga mengisaratkan betapa pentingnya media informasi dan komunikasi yang selama ini dipandang dengan sebelah mata.
Termasuk pendidikan dan pelatihan membuat laporan atau beragam jenis tulisan untuk dipublikasikan. (Jacob Ereste)