Probolinggo – Aksi anak TK bercadar dan ‘bersenjata’ di pawai budaya peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-73 di Kota Probolinggo menuai kekecewaan dari sejumlah pihak. Salah satunya dari Ketua Majelis Ulama Indonesia cabang Kota Probolinggo, Nizar Irsyad. Menurutnya, pemilihan kostum dan atribut tersebut dirasa kurang tepat dikenakan saat mengikuti pawai memperingati hari kemerdekaan. “Kami menyayangkan atas keteledoran TK Kartika V-69 yang sampai mengenakan kostum kurang tepat saat mengikuti pawai kemerdekaan,” tuturnya saat dihubungi detikcom, Minggu (19/8/2018). Hal senada juga disampaikan organisasi kepemudaan di Kota Probolinggo seperti Gusdurian. Lukman Effendi, Koordinator Gusdurian Kota Probolinggo mengaku kaget dan kecewa atas terjadinya insiden tersebut. Dijelaskan Lukman, seharusnya pihak sekolah memahami pakaian apa yang pantas dikenkan oleh muridnya saat mengikuti pawai kemerdekaan HUT RI yang seharusnya sesuai dengan tema Kebhinekaan dan budaya santun adat istiadat di Indonesia. “Tentunya kami sebagai pemuda yang cinta tanah air kecewa atas kejadian tersebut. Tak sepantasnya anak sekecil itu mengikuti pawai dengan jubah bercadar sambil memegang replika senjata,” tegas Lukman. MUI pun meminta agar polisi terus mengusut masalah tersebut dan bertindak tegas bila ditemukan unsur kesengajaan dalam insiden tersebut. “Kita minta polisi bertindak tegas agar masalah semacam ini tidak terulang kembali, apalagi ini menyangkut masalah pendidikan anak-anak. Tentunya sangat rentan untuk perkembangan masa depan mereka,” jelas Nizar. Namun di sisi lain, MUI mengapresiasi gerak cepat kepolisian untuk menjembatani persoalan ini. “Saya pun berterima kasih kepada pihak kepolisian karena secara cepat menjembatani masalah itu hingga akhirnya ada klarifikasi dari pihak sekolah TK Kartika V-69,” tutupnya.(detikNews/Berita-jawa-timur/Detail Berita Minggu 19 Agustus 2018, 11:30 WIB M Rofiq – detikNews)