sbsinews– Oleh Jacob ereste Presiden minta untuk dikritik, sungguh unik dan menarik. Sebab kritik yang manarik sudah cukup banyak dilakukan oleh warga masyarakat yang tidak pernah mau didengar, lalu diterima dan kemudian dilaksanakan sebagaimana yang diungkap dari kritik yang disampaikan oleh warga masyarakat.
Pertanyaan pertama dari permintaan kritik Presiden itu sungguh sudah sangat banyak kritik yang telah disampaikan sebelumnya, tapi belum pernah diterima dan diapresiasi dengan baik oleh Presiden. Jika memang sungguh serius, Presiden bisa memberikan apresiasinya dengan beberapa cara, misalnya memberi perhatian secara terbuka. Berikut reword yang sepantas-pantasnya agar rakyat semakin bergairah menyampaikan kritik untuk kebaikan bersama.
Jika sungguh Presiden mau benar-bebar minta dikritik, rakyat pun pasti akan bersenang hati dan meminta kritiknya untuk didengarkan dan diwujudkan dengan nyata. Bukan basa-basi belaka.
Maka itu kesan pertama ketika Presiden minta dikritik yang muncul adalah seperti tak ada orang yang menyampaikan kritikan kepada Presiden. Padahal, kritik yang bagus kepada Presiden sudah bejibun, bukan cuma ingin sekedar mengingatkan semata, tetapi sepenuh harap agar dapat direalisasikan oleh Presiden tanpa perlu ngotot hendak memaksakan ide sendiri, seperti hendak memindahkan Ibukota Negara ke Kalimantan. Hingga Syarif Hasan pun jadi latah merasa penting dan perlu juga mengusulkan pindah saja ke kampung halaman tempat dari kelahirannya, di Lampung Selatan yang bisa direntang sampai ke Lampung Timur dengan view Teluk Semangka. Ide ini sama seperti gagasan Nawacita yang akhirnya hanya jadi pencitraan belaka itu.