“Dialog Interaktif Pemanfaatan Jaminan Sisial”
Oleh: Andi Naja FP Paraga
SBSINews – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Jaminan Keselamatan Kerja (JKK) sudah terformula dengan baik walaupun belum sempurna, artinya langkah kita menuju Jaminan Sosial Nasional sudah mulai dari tahapan Starting (Permulaan) menuju tahapan aplikatif.
Kelemahan dan ketidaksempurnaan tahapan aplikatif ini tentu harus dianggap serius. Pemerintah dan DPR RI selaku pengambil kebijakan dan keputusan wajib mendorong Program JKN dan JKK dengan segala upaya untuk lebih baik ditahapan aplikatifnya.
Perlahan dan pasti kita harus berangkat dari sekedar bantuan sosial menuju jaminan sosial. Skema jaminan sosial yang hanya menyasar kelompok miskin melalui bantuan sosial (Non Kontribusi) menuju Jaminan Sosial yang iknlusif lebih dikembangkan.
Pekerja formal dan non formal pemberi kontribusi seluruhnya sudah harus menerima manfaat serta perlindungan melalui Jaminan Sosial.
Secara progresif kita harapkan Pemerintah dan DPR RI perlu memastikan bahwa setiap warga negara terlindungi baik dari skema kontribusi maupun dengan skema nonkontribusi dalam Jaminan Sosial Nasional.
Hal ini sangat mungkin terjadi jika upaya meningkatkan, memperkuat sosialisasi dan memastikan adanya strategi pemasaran, layanan pendaftaran bahkan penarikan iuran semakin meningkat.
Upaya maksimal itu harus dilakukan dari perkotaan dan pedesaan. BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan seharusnya memiliki data yang valid dan sama walaupun berbeda lembaga. Disamping itu data kedua lembaga ini sejatinya harus sama dengan data yang dimiliki Kementerian Sosial sehingga tidak terdengar lagi kerancuan data walaupun berbeda lembaga karena kerancuan data dapat menimbulkan kerancuan pelayanan.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan(TNP2K) sebagai Lembaga dibawah Wakil Presiden RI yg sudah hadir sejak 2009 dan Institut Hubungan Industrial Indonesia (IHII) dalam dalam Dialog Interaktif Perluasan Manfaat Jaminan Sosial Nasional dan Jaminan Keselamatan Kamis (07/11) di Hotel Puri Denpasar Kuningan Jakarta memaparkan persoalan demi persoalan dan solusi yang sudah dan akan ditempuh demi memperbaiki dan mempercepat perluasan manfaat Jaminan Sosial yang sudah berjalan.
Saran dan Pandangan Pengurus Serikat Buruh/Serikat Pekerja memperkaya solusi yang sudah ada walaupun belum menjadi rekomendasi. Diperlukan langkah berikutnya yaitu Focus Group Discussion (FGD) untuk menjaring lebih banyak masukan dan solusi.
Kehadiran Tokoh tokoh Senior Perburuhan seperti kehadiran Prof. Dr. Muchtar Pakpahan, SH., MA. dan yang lainnya dengan pemikiran dan gagasannya terasa semakin memberi makna dari dialog interaktif tersebut.
Namun harapannya tentu para tokoh ini perlu diberikan waktu lebih banyak dalam Focus Group Discussion (FGD) nanti mengingat waktu untuk mereka mengungkapkan Pemikiran dan gagasannya dalam forum dialog interaktif sangat sedikit padahal pemikiran dan gagasan itu membutuhkan penjelasan yang lebih luas dan rinci.
Perbaikan pola menjaring ide dan pemikiranpun nampaknya harus diperbaiki juga.
Namun terlepas dari semua kekurangannya mari ucapkan selamat kepada penyelenggara telah memulai langkah positif untuk mengupayakan perbaikan jaminan sosial anak bangsa. Sebagai bagian dari Acara tersebut saya berharap kedepan ada langkah strategis dan sistematis untuk segera dilakukan demi percepatan pemetataan jaminan sosial di negeri ini sehingga tak lagi terdengar ada warga bangsa yang meradang karena tak terurus oleh negaranya sendiri. (SM)
Andi Naja FP Paraga, Mantan Sekjend (K)SBSI, aktif di Institut Hubungan Industrial Indonesia (IHII).