DULU ada ungkapan di Belanda dan Jerman “janganlah mati sebelum injak Danau Toba,”. Maksud ungkapan itu Danau Toba sebagai daerah wisata. Sebagai tujuan wisata apa yang mau dilihat wisatawan?
- Keindahan Danau Toba, dampak dari letusan Gunung Toba ribuan tahun lalu. Ada air panas di Pangururan, Siborong-borong, Tarutung dan Brastagi.
- Tempat berenang yang dulu hampir semua pantai Danau Toba tempat berenang.
- Keunikan budaya batak. Seperti memindahkan tulang – tulang, pernikahan dan lainnya.
- Sejarah perjuangan Sisingamangaraja dan paling terkesan Aek Sipangolu tempat pemandian Sisingamangara.
- Taman bunga dan taman buah yang indah di Brastagi dan Tanah Karo.
- Pusuk Buhit sebagai desa pertama orang batak.
- Wisata Tohani di Tarutung dan Sidikalang. Dan objek wisata lainnya.
Dari tanggal 4 sampai dengan tanggal 8 saya keliling Samosir, Humhas, Simalungun, Dairi dan Karo saya bertemu dengan para pelaku wisata di Prapat dan Samosir.
Mereka menyatakan belum merasakan pertambahan wisata. Jawab mereka penyebabnya adalah:
- Pantainya masih tetap jorok.
- Kerambah masih tetap ada.
- Secara umum penataan wilayah wisata belum belum ada.
- Infrastrukturnya belum memadai.
Mereka dan saya bertanya seriuskah pemerintah membuat Danau Toba menjadi tujuan wisata? Kalau serius tutup usaha ikan kerambah, fokus membangun wisata.
Janganlah mati sebelum injak Danau Toba. Teks terahir lagu Toba Indah ciptaan Muchtar Pakpahan. Lihat di www.youtube.com/user/muchtarpakpahan
Slam solidaritas.
Danau toba semestinya tempat wisata, sejarah dari sumut. Dan danau tersebut sudah berusia.
Layaknya danau itu di lestrikan lagi.
Dan jagan di jadikan suatu tempat keramba.
Adai di jadi sutu uhasa untk masarakt, di buata dan di tata di suaun supaya rapi Indah di pandang mata.
Dan pemprop harus ada penegasan utuk menata atau perawatan danau tesebut. Bukan di biarin seperti danau tidak di pelhara.
Sy berharap Danau toba klak akan kebali Indah lagi sedia kala.
Mohon maaf kritikan sy apa bila tdk sopan.
Slam Dr sy Muckty Chaniaho.