JAKARTA – Ada cerita haru antara tokoh gerakan buruh Indonesia almahrum Muchtar Pakpahan dan Abdurrahman Wahid alias Gur Dur. Cerita ini dibagikan putri Gus Dur sekaligus Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid di laman twitternya, @AlissaWahid, Senin, 23 Maret.
“Selamat jalan, pak Muchtar Pakpahan, salah satu perintis gerakan buruh di Indonesia. Banyak kisah dengan GusDur yang menunjukkan betapa terjal jalan perjuangan dulu,” cuit Alissa.
Dalam cuitan, Alissa menyematkan tautan dari website Muchtar Pakpahan pada www.muchtarpakpahan.com yang berisi kenangan bersama Gus Dur.
“Sebagai penghormatan saya kepada Gusdur berikut ini akan saya kemukakan pengalaman2 unik yang mengesankan yang saya alami bersama Gusdur. Ketika saya mengalami beberapa kali kesulitan, Gusdur memberi perlindungan. Ketikan saya menemui jalan buntu, Gusdur tampil sebagai guru memberi jalan keluar. Ketika tukar pikiran dan bercanda, Gusdur berlaku sebagai sahabat,” tulis Muchtar.
Cerita pertama pada pertemuan buruh nasional pada 24-26 April 1992 di Hotel Cipayung, Bogor yang dihadiri 107 tokoh, aktivis dan buruh. Polri tidak mengeluarkan izin karena tidak direkomendasikan TNI. Walaupun tanpa ijin, pertemuan tetap berlangsung.
“Ruang pertemuan di Hotel Cipayung itu dikepung banyak TNI/AD ada yg bilang sampai ribuan orang. Ketika terdengar ada pembicaraan melalui HT, si pembicara bilang, mhn petunjuk apa tindakan karena gajah selalu di dalam. Rupanya yang dimaksud gajah adalah Gusdur. Karena gajah ada, pertemuan tidak dibubarkan, tanggal 25 April 1992, dideklarasikanlah berdirinya (K)SBSI,” kata Muchtar.
Gus Dur beberapa kali menanyakan kesulitan dan memberi perlindungan. Suatu kali Gus Dur bertanya, “SBSI tdk punya meja dan kursi ya? seperti rapat kambing lah ya” Selanjutnya, seseorang suruhan Gus Dur menghantar kursi lipat kuliah sebanyak 50 buah dan ditambah meja. Sejak itu terjadilah peningkatan dari rapat kambing menjadi rapat aktivis perburuhan.
“Meja itu masih ada sekarang di KSBSI,” tulis Muchtar.
Selanjutnya terjadi jelang Kongres KSBSI pada Juli 1993. Ada rumor Gus Dur tidak disukai Cendana, karena hendak mengorganisir revolusi yang diawali istighosah nasional. Gus Dur menghubungi Muchtar dan memberitahukan, kehadirannya mendirikan SBSI menambah dosa bagi istana.
Untuk sementara waktu, dia mengurangi kontaknya dengan SBSI. “Yang menarik untuk saya sampaikan, ketika saya tanyakan apa benar jin-jin disiapkan menjaga istighosah yang di Senayan yang lalu,?” tanya Muchtar
“Karena saya dikadali istana, ya istananya balik saya kadali. Polri bilang tidak akan mengeluarkan ijin. Gus Dur menjawab tidak perlu ijin,”
“Polri bilang tidak dijamin keamanan, Gus Dur menjawab saya akan undang jin menjaga keamanannya,” tulis Muchtar menirukan ucapan Gus Dur.
Ahirnya Polri tidak berani menghalangi. Tapi ada seorang dari NU Jaksel meyakinkan, bahwa yang dari Jaksel itu benar-benar mengundang jin dari Brunai, Malaysia, Irak, Mesir.
Muchtar Pakpahan meninggal dunia pada Minggu, 21 Maret kemarin. Dia meninggal pada usia Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal ikut berbelasungkawa atas kepergian Muchtar.
“Buruh Indonesia sangat berduka cita atas meninggalnya bang Muchtar Pakpahan pada hari Minggu malam,” kata Said Iqbal.
SUMBER : VOI.ID