Adalah Desmond Thomas Doss, seorang prajurit Amerika berpangkat kopral. Ia lahir 7 Februari 1919 di Lynchburg, Virginia. Sejak kecil oleh Ibunya, Doss dibesarkan dalam didikan sebagai penganut Gereja Advent Hari Ketujuh, yang sangat taat menguduskan Hari Sabat, Menolak keras terhadap tindak pembunuhan, dan juga sebagai vegetarian.
Saat Doss mendaftar Prajurit, sebagai bentuk pengabdiannya kepada negara, semua ujian berhasil ia lalui. Tapi berbeda dgn para prajurit lainnya, Doss menolak utk melakukan latihan tembak. Dirinya kokoh pada keyakinannya, bahwa angkat senjata adalah cikal dari pembunuhan. Makanya dirinya menolak untuk angkat senjata, dirinya ingin menjadi tim medis dalam divisi Infanteri ke-77.
Sikap Doss yang menolak latihan tembak ini dianggap membantah perintah Sersan dan Komandan Batalyon, hingga akhirnya dirinya diajukan untuk diproses dalam pengadilan militer.
Doss tidak goyah, ia bersikeras teguh dalam keyakinannya. Saat sedang tidur, ia sering dipukuli, tubuhnya mengalami memar dgn beberapa luka pada bagian wajahnya. Tapi herannya ketika ditanyai oleh Sersan atasannya ada apa dengan dirinya, Doss mengaku tak apa-apa. Doss dipukuli oleh prajurit lain, karena dianggap hanya akan membebani pasukan saat berada di medan perang, karena angkat senjata saja dirinya tak mampu, melindungi diri sendiri saja tak mampu, apalagi ingin menyelamatkan prajurit lainnya.
Semua bully-an, hinaan, cercaan, dan pengrisakkan itu diterima Doss dgn sabar, sampai pada akhirnya sidang militer memutuskan bahwa Doss boleh ikut ke medan tempur tanpa harus angkat senjata, dirinya menjadi petugas medis.
Awalnya, semua prajurit, Sersan dan Komandannya sangat kecewa akibat putusan pengadilan. Mereka semua ingin agar Doss dikeluarkan saja dari kemiliteran karena akan membebani pasukan saja. Tetapi, setelah turun di medan perang, pada pertempuran Okinawa melawan Jepang, Doss memperlihatkan keberaniannya dalam melakukan penyelamatan.
Dalam pertempuran di Okinawa yg terjadi pada musim semi 1945 dirinya menjadi legenda, ia disebut sebagai pahlawan tanpa senapan, pahlawan yang begitu mengesankan tanpa mengangkat senjata sama sekali. Hanya peralatan medis yang ia pikul. Sekali waktu, dalam perang tersebut juga, Doss mengobati dan menangani beberapa pasukan Jepang yang notabenenya adalah musuh mereka. Tapi atas nama Tuhan, Doss menolong siapapun yang membutuhkan bantuan.
Bahkan saat pasukan telah diperintahkan mundur, Doss tetap bertahan seorang diri, demi menyelamatkan pasukan lainnya yang terkapar dan terluka yang masih tersisa 100-an orang. Dengan keberanian dan keyakinannya pada Tuhan, Doss seorang diri menyelamatkan 75 orang prajurit. Ada satu hal yg menarik, tiap kali Doss menyelamatkan seorang pasukan, dalam keadaan lelah luar biasa, ia selalu berdoa: “Tuhan, bantu aku menolong satu orang lagi!”
Semua pasukan yang telah dahulu mundur, sangat tercengang saat tahu bahwa hanya Doss seorang yang melakukan penyelamatan itu. Ketika semua yang ditolong itu ditanyai, mereka semua bersaksi, Doss seorang yang melakukannya. Tetapi Doss dengan kerendahan hatinya, dirinya bersaksi bahwa itu atas pertolongan Tuhan.
Atas jasanya, Desmond Doss menerima Medal of Honor yang disematkan oleh presiden Harry S. Truman. Sebagai satu-satunya prajurit, tanpa angkat senjata tetapi menyelamatkan banyak pasukan lainnya. Dengan keyakinan penuh pada Tuhan, atas keberanian dan pengorbanannya. Doss dikenang sebagai pahlawan yang sangat luar biasa. Seseorang yang awalnya dicemooh, dihina, dibully, tetapi mampu membuktikan dengan tindakan nyata, karena dirinya berbeda, bukan berarti tak mampu melakukan apa-apa.
Doss wafat 23 Maret 2006, di usianya yang ke-87 tahun. Beliau meninggalkan begitu banyak pelajaran bagi dunia militer USA, bagi Amerika, bagi Jepang, bagi dunia. Kisah Desmond Doss ini pada tahun 2016 oleh aktor gaek Mel Gibson diabadikan dalam sebuah film berjudul “Hacksaw Ridge” dengan Mel Gibson sendiri sebagai sutradaranya.
Penulis
Joko Arianto Arman
Pemerhati Sosial