Logo SBSI. (doc)

Seorang Aktifis Sebuah Serikat Buruh menilai Tahun 2022 adalah Tahun Hidup Mati Gerakan Pekerja/Buruh – SP/SB. Khususnya tentang sebuah Warisan yang lebih baik untuk Masa depan bagi generasi Anak Cucu.

Menurutnya OmnibusLaw Cipta Kerja telah Meluluh lantahkan Hasil Perjuangan yang telah dilakukan, dikumpulkan sejak 1998 (reformasi).
Tentang Job Security (kepastian kerja), Income Security (upah layak), Sosial Security (jaminan sosial) untuk sebuah harapan Hidup Layak dalam Kesejahteraan. Tanpa sisa.

Ia pun mulai menyindir sesama aktifis buruh,’Namun sayangnya, banyak sudah, para pekerja/buruh, pengurus SP/SB disemua tingkatan yang merasa ‘senior’ saat ini, sudah merasa Nyaman. Akhirnya jadi Takut dan atau Malas Berjuang. Yang tinggal hanya rasa BODO AMAT. Sambil menunggu Tawaran Pesangon karena merasa masih memiliki Harapan Pesangon.

Ia menambahkan,”Dan mulai mengabaikan ikut andil dalam perjuangan, menuntut lebih baik tentang job security, income security, sosial security yang telah diluluh lantahkan oleh omnibuslaw cipta kerja.Yang sudah dirasakan olehnya ataupun nanti oleh generasi di masa depan.

Karena ketakutan oleh ‘hantu’ PHK. ‘Hantu’ kehilangan pekerjaan.
Dan akhirnya membiarkan Upah murah, PHK semena-mena, Status kerja Magang bagi pekerja/buruh Muda, merajalela.

Dan rasa ketakutan tadi membuat pekerja/buruh, pengurus SP/SB disemua tingkatan menjadi BODO AMAT terhadap perjuangan. Seakan telah Kehilangan KEIMANAN dan Berputus asa atas Rahmat Alloh SWT.

Tapi benarkah demikian halnya, tentu kita memiliki penilaian dan berhak juga mengatakan bahwa penilaiannya tidak benar. Namun alangkah baiknya menjawab penilaian diatas dengan analisa yang tidak terburu – buru.

Redaksi SBSINEWS
17 Januari 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here