Seorang Penulis bernama Shamsi Ali mencoba menggunakan istilah Fiqh menilai Sosok Calon Presiden Amerika Serikat dengan ‘Akhaffu ad-dhoraraen’ kalau dimaknai ‘yang paling sedikit bahayanya’ . Ia tidak menggunakan Frase ‘Afdholiyah’ artinya ‘yang terbaik’ bagi kedua sosok itu. Sharma Ali tentu memiliki argumen mengapa ia berpandangan seperti ini bahkan tidak hanya pandangan dari Fiqh Islam.

Kita pun bisa berpandangan bahwa 4(empat) tahun Donald Trump sesungguhnya menumpuk sejumlah kegagalan besar. Coba saja kita melihat dari Sisi ‘Social Justice For All’ atau ‘Keadilan Sosial untuk semua’ Warga Amerika Serikat justru menjadi keluhan besar bagi negara yang kaya raya ini. Demonstrasi menolak kebijakan yang tidak adil selalu hadir selama 4 tahun.

Racial Equality For All People atau Kesetaraan ras bagi semua manusia yanh dijunjung sebagai Nilai tertinggi justru dibawah kepemimpinan Donald Trump tidak terjadi, kekerasan atas nama rasisme dimana mana. Kebijakan “Muslim Ban” atau pelarangan muslim masuk Amerika Serikat’ adalah fakta terbesar rasisme oleh Negara.

Equal Opportunity For All Americans atau Peluang yang sama untuk Warga Amerika tidak terlihat karena orientasi ekonomi Donald Trump yang memihak orang kaya(kapitalis) menyebabkan mereka para ekonomi menengah terjungkil balik. Economic Empowerment For Minority atau penguatan ekonomi bagi minoritas,lingkungan rasisme Trump telah berimbas sangat dalam terhadap keadilan ekonomi di Negeri Paman Sam ini.

Immigration and path to Citizenship atau Imigrasi dan legalisasi para pendatang tak mendapat kesempatan. Dibawah Donald Trump kesempatan migrasi hampir ditutup. Tentu hal ini bertentangan dengan semangat Amerika Serikat sebagai Negara Imigran. Minority rights protection atau Jaminan Hak Minoritas juga dibawah Trump langsung atau tidak langsung ada Marjinalisasi.

Universal Healtrhcare atau Jaminan Kesehatan yang menyeluruh sebelumnya seperti ‘Obama Care’ justru dihapuskan padahal program ini memberikan jaminan kesehatan kepada puluhan juta orang orang lebih di Amerika Serikat. Religious Liberty For All atau Kebebasan Beragama untuk Semua dikritik banyak pihak karena dinilai hanya untuk White Evangelicals dan Radical Cristian lainnya.

Environmental and Cilmate Change atau Isu Lingkungan dan Perubahan Iklim oleh Donald Trump dianggap sebagai mitos dan Donald Trump keluar dari Climate Change Paris yang ia turut menandatanganinya sendiri. Ia pun disoroti dari sisi ‘Profesional Handling of The Covid19 Tragedy’ atau Harapan penanganan Covid19 yang professional’ karena Amerika Serikat adalah bangsa yang paling besar korban covid19. Hal ini terjadi karena salah satunya karena ‘Leadership Failure’ atau Kegagalan memimpin.

Personal and Leadership Matters atau Masalah Kepribadian dan Kepemimpinan jauh dari karakter pribadi Donald Trump untuk tepat menjadi Seorang Pemimpin. Kini karakter Trump semakin terlihat menyikapi hasil sementara Pilpres terlihat dari pernyataan dan sikapnya yang tidak terkendali.

Joe Biden justru bersikap sebaliknya walaupun berbagai keraguan orang tentang Joe Bidan,apakah ini karena sejarah perang di Timur Tengah,hubungan dengan Cina dan lain-lain. Keberhasilan Joe Biden dinilai sejalan dengan kebijakan Partai Demokrat dalam sejarahnya bersahabat dan membuka ruang yang sama untuk Komunitas Muslim dan akan segera mencabut ‘Muslim Bun’. Ia berkomunikasi langsung dengan Komunitas Muslim selama Musim Kampanye.

Joe Biden berjanji akan mengikutkan Komunitas Muslim dalam pemerintahannya dan berjanji lebih terbuka dan fair dalam menyikapi isu Timur Tengah. Membangun Komunikasi dan Kerjasama dengan Dunia Islam,bukan memakai/memaksa berdasar Mutual Interest. Tapi Perhitungan Suara belum Final,semua hal yang dijanjikan Joe Biden tidak terwujud jika Donald Trump menang.(ANFPP07/11/20)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here