http://www.gunromli.com/2019/01/bebasnya-baasyir-ahok-dan-gorengan-pilpres-2019/
Berita bebasnya Abu Bakar Baasyir (ABB) dari penjara menyedot perhatian publik.
Meskipun masih proses beberapa hari Baasyir akan keluar penjara sudah memantik kontroversi.
Selain bebasnya Baasyir juga bebasnya Ahok (BTP) pada tanggal 24 Januari nanti telah menyita perhatian publik. Dua momen ini beriringan dengan perjalanan opini publik terkait tensi politik Indonesia yang terus memanas hingga Pemilu 17 April 2019 nanti.
Saya melihatnya tiga momen ini saling terkait. Meskipun awalnya tidak terkait. ABB terpidana terorisme 15 tahun penjara dihukum zaman SBY dan dijebloskan ke LP Nusakambangan sebelum dipindah ke LP Gunung Sindur di era Jokowi karena alasan kesehatan.
Karena alasan kesehatan pula ABB dirawat secara serius di RSCM beberapa kali. Pada bulan Desember akhir tahun lalu persis ABB sudah menjalani 2/3 masa tahanannya dari vonis 15 tahun.
Menurut Kepala Bagian Humas Ditjen Kemenkum HAM Ade Kusmanto, sebenarnya ABB bisa mengajukan pembebasan bersyarat (PB) sejak 13 Desember 2018.
Sedangkan BTP masuk penjara era Jokowi yang divonis 2 tahun penjara kasus penodaan agama.
Sebenarnya BTP bisa mengajukan pembebasan bersyarat Agustus 2018 setelah menjalani 2/3 tahanan, namun BTP tidak mau mengajukan ia memilih bebas murni 24 Januari 2019 ini.
Alasan Kemanusiaan, Hukum dan Politik
Alasan Jokowi menerima pembebasan ABB adalah alasan kemanusiaan. Karena ABB sudah sepuh dan sakit-sakitan serta sering dirawat serius karena sakit parah.
Selain itu dari sisi prosedur hukum ABB sudah menjalani 2/3 masa tahanannya dari vonis 15 tahun. Artinya alasan Jokowi dari sisi kemanusiaan dan proses hukum sudah sangat kuat untuk membebaskan ABB.
Namun menurut saya pribadi ada alasan lain yang lebih kuat meskipun masih menjadi kemungkinan tapi ini kemungkinan besar bisa terjadi: kondisi kesehatan ABB yang terus memburuk dan dikhawatirkan meninggal dalam penjara.
Kalau sampai hal ini terjadi, ABB meninggal dalam penjara, sementara BTP bebas (yang bagi lawan-lawannya tetap dituduh ‘penista agama’) maka akan menjadi amunisi lawan-lawan politik Jokowi untuk menyerang dan menjadi gorengan panas untuk Pilpres 2019.
Saya prediksi isu busuk yang akan mereka siapkan adalah: “ulama dan mujahid syahid di penjara di era Jokowi meskipun sudah menjalani 2/3 masa tahanan sedangkan penista agama dilepas!”
Lawan-lawan Jokowi memang sangat pandai mengemas isu dan fitnah, apapun bisa dikemas menjadi isu politik. Mulai isu bencana, isu hukum, isu pribadi, isu keluarga, hingga yang tidak ada sama sekali alias hoax dan fitnah pun bisa dibikin-bikin untuk menyerang Jokowi.
Bagi yang tidak setuju dengan kebijakan Jokowi ini soal ABB mereka punya pertanyaan: bagaikan kalau nanti ABB masih mau menyebarkan terorisme?
Saya ingin membantu dengan dua prediksi. Pertama, ABB sudah sangat sepuh, lemah dan sakit-sakitan maka akan lebih fokus pada kesehatan dan ibadah mendekatkan diri pada Allah Swt daripada hal-hal lainnya. ABB juga telah menjalani 2/3 masa tahanan. Keluarga ABB pastilah akan menjaganya dan tidak mau lagi terpisah dan menderita lagi masuk penjara.
Kedua, apabila benar itu terjadi, masih ada tanda-tanda mendukung atau masih berani terlibat terorisme maka aparat penegak hukum dalam hal ini Densus 88 tidak ada keraguan akan menangkapnya lagi.
Mari kita berdoa semoga Allah Swt melindungi negeri kita agar tetap damai dan tenteram.
Mohamad Guntur Romli