SBSINews – Pasca di lantik menjadi Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat terus mengkritisi peran gereja dalam pembangunan daerah. Gereja memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelamatkan umat dari kemiskinan dan ketertindasan. Gereja yang megah harus mampu mengatasi persoalan umat yang hidup berkekurangan di wilayah gereja tersebut.
“Di sini gereja, di sana gereja, di mana-mana umat miskin. Untuk apa kita bangun gereja yang megah, kalau di belakang gereja tersebut terdapat banyak umat yang hidup berkekurangan. Saya keliling di NTT, banyak sekali orang bangun gereja-gereja yang megah. Di belakang gereja tersebut, saya temui banyak umat miskin, ekonomi yang lemah lembut dan tidak mampu biayai sekolah,” ujar Viktor saat memberi Kuliah Umum di Aula St. Thomas Aquinas Ledalero, Kabupaten Sikka, (24/10).
Menurut Viktor, Gereja dan pemerintah memiliki peran yang sama untuk menghapus angka kemiskinan, pengangguran dan persoalan-persoalan yang selama ini menjadi sorotan pemerintah pusat, yakni maraknya korban TKI. Masalah – masalah ini, kata Viktor, dapat teratasi melalui kerjasama yang baik antara pemerintah dan gereja.
Saat ini, lanjut Viktor, Provinsi NTT masuk kategori daerah termiskin di Indonesia urutan ketiga. Status ini harus lenyap dari bumi Flobamora. Untuk menghapus status tersebut, perlu ada kerja keras, kerja cepat dan kerja serius antara semua pihak, baik pemerintah, gereja dan pihak swasta lainnya.
“Saya mengajak seluruh gereja di NTT, bergotong royong mengatasi persoalan kemiskian, pendidikan dan kesehatan. Gereja dan pemerintah harus seiring, sejalan, seia dan sekata sebagai kekuatan untuk membangun daerah kita ini. Masalah kemiskinan (ekonomi), pendidikan (SDM) dan kesehatan (gizi buruk) harus kita tuntaskan. Ini tugas dan tanggungjawab kita semua.,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Viktor mengatakan bahwa Nusa Tenggara Timur memiliki banyak misionaris-misionaris dan pendeta-pendeta hebat yang sedang mencerdaskan bangsa lain. Di sisi lain, kata Viktor, daerah yang terdiri dari banyak pulau ini masuk kategori termiskin ketiga di Indonesia.
“Mengapa kita menjadi propinsi termiskin ketiga di Indonesia? Di balik peringkat termiskin ketiga ini, NTT menjadi penyumbang untuk orang-orang hebat untuk mencerahkan dan mencerdaskan warga Negara lain. NTT punya misionaris – misionaris dan zendeling – zendeling yang hebat di dunia dan tinggal di negara-negara lain. Di sana, mereka mengajarkan kasih dan cinta Kristus. Tetapi sayang, rahimnya sendiri hidup dalam penderitaan yang luar biasa,” ujar mantan Anggota DPR RI Partai Nasdem ini melalui sambutannya pada Penahbisan Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Sedu di Gelora Samador, Kota Maumere, Kabupaten Sikka beberapa waktu lalu. (SM)