Menarik jika setiap orang memiliki pengetahuan tentang sejarah karena Sejarah adalah rangkaian peristiwa yang dialami manusia dimasa lampau yang tentu kaya akan nilai-nilai kebaikan bahkan keagungan, walaupun tidak bisa dipungkiri terdapat pula keburukan dan kenistaan.
Sesungguhnya setiap Surat bahkan Ayat didalam Kitab Suci Allah Qur’an memiliki sejarah dan penyebab turunnya Surat dan atau ayat itu. Hal ini bagi yang pernah mempelajari Ilmu Al Qur’an pasti pernah mengenal Satu Cabang Ilmu yang disebut ‘Asbabun Nuzul’ atau Sebab-sebab turunnya Surat dan Ayat.
Kali ini saya tertarik berbagi Kisah tentang Akhlak atau Budi Pekerti Islam yang dicontohkan Seumur Hidup Nabi Muhammad Shalllahu alaihi WA Aalihi wassalam dan Imam Ali Bin Abithalib tapi tentu didalam tulisan ini tidak mungkin mencakup Akhlak sepanjang hidup keduanya. Kita akan memaparkan sesuai dengan judul saja.
Didalam Sejarah Kota Bakkah nama dari Kota Mekkah dahulu sebelum lahirnya Nabi Muhammad didapati fakta Kehidupan Pluralisme. Banyak Sejarawan yang memastikan Kota Mekkah dihuni oleh penduduk dari berbagai agama. Tentu semua nama mereka berbahasa Arab. Salah satu Tokoh Kristen saat itu bernama Waroqah bin Naufal justru adalah salah satu paman Siri Khadijah Istri Pertama Nabi Muhammad.
Waroqah bin Naufal adalah orang pertama yang didatangi oleh Siti Khadijah ketika Nabi Muhammad pulang dari /menyepih untuk beribadah di Goa Hira dalam keadaan demam yang berat. Sejarah Islam menerangkan saat itu adalah saat pertama kali diturunkan Satu Surat dalam Al Qur’an. Di hadapan Siti Khadijah, Waroqah bin Naufal berkata’ tenanglah yang mendatangi suamimu adalah sesuatu yang sama mendatangi Musa/Moses dibukit Tursina. Inilah Awal dari Keyakinan Siti Khadijah bahwa Suaminya telah diutus menjadi Seorang Rasulullah. Waroqah bin Naufal pun meramalkan perlakuan Umat kelak terhadap suami Siti Khadijah dan berkata andai usianya masih ada saat itu maka dirinya berjanji akan menjadi penolongnya.
Umat Kristen memang sudah ada di Mekkah jauh sebelum kelahiran Nabi Muhammad, begitupula Bangsa Yahudi. Namun disaat yang sama Suku-suku di Mekkah ini banyak meyakini Paganisme/penyembah berhala. Karena itu disekitar dan disekeliling Ka’bah ada ratusan berhala besar dan kecil melingkari bangunan Kotak yang dibangun Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail beberapa abad sebelumnya.
Ketika Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad memberi peringatan kepada orang-orang terdekatnya dari Bani Hasyim dan Bani Umayyah maka tekanan mulai satu persatu berdatangan. Awalnya mereka membujuk Nabi Muhammad menghentikan ajakannya namun tidak berhasil. Mereka pun mulai menekan mulai dari menyiksa pengikutnya, memboikot usaha ekonominya hingga Muhammad, Sitti Khadijah, Abuthalib dikucilkan di Sebuah Lembah yang bernama Lembah Abuthalib dalam kurun waktu lebih dari 2 tahun. Pada tingkat Embargo yang begitu maksimal Sitti Khadijah dan Abuthalib meninggal dunia.
Nabi Muhammad dan Imam Ali bin Abithalib putra Pamannya itu dikepung ratusan pemuda berbadan tegap dengan persenjataan yang lengkap berhari-hari berencana membunuh Nabi Muhammad. Pada saat seperti itulah Allah SWT memerintahkan kepadanya untuk Hijrah meninggalkan Kota Mekkah menuju Yastrib(Sekarang Madinah).
Fase Pencerahan Mekkah memang sangat penuh hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan yang justru datang atau dimotori oleh Keluarga Terdekat Nabi Muhammad hingga beliau perpindah ke Madinah. Tekan dari Orang Mekkah ketika Nabi Muhammad di Madinah justru lebih besar hingga munculnya 3(tiga) Perang Besar yang justru berhadap-hadapan antara Nabi Muhammad bersama Umatnya melawan Paman-paman, bibi dan Saudara-saudara sepupunya yang didukung ribuan pasukan hingga pasukan bayaran.
Satu persatu Ancaman, hambatan, tantangan, gangguan hingga perang dilewati dari luar dan dalam namun semangat besar membangun “Peradaban Islam’ di Madinah hingga seluruh Jazirah Arab bahkan merambah hingga ke Asia, Afrika hingga Eropa tetap tak berhenti.
Budi Pekerti Nabi Muhammad dan Imam Ali bin Abithalib telah memberi pengaruh besar kepada Masyarakat Yastrib hingga semua suku dan agama sepakat merubah nama kota ini dari Yastrib menjadi Madinah(Kota Nabi). Umat Kristiani dan Yahudi hidup berdampingan dengan Umat Islam dengan damai dan saling mendukung satu sama lain, walaupun tak bisa dipungkiri tetap saja ada gangguan dari Madinah yang dilakukan oleh kelompok atau pribadi tertentu yang merasa terancam dengan Pluralisme yang luar biasa di Kota Madinah ini.
Keakraban Umat Islam dengan Umat Kristen Bani Nejran dan Kekaisaran Yaman yang berpenduduk Mayoritas Kristen sangat mencengangkan. Memang tidak pernah ada gesekan yang berarti walaupun tak dipungkiri ada kisah yang menarik ketika Puluhan Pendeta Kristen Bani Nejran pernah menguji Kenabian Nabi Muhammad hingga terjadi Mubahalah atau Peristiwa Saling Menguji Kebenaran cara lama dengan harapan salah satu diantara 2(dua) kelompok memohon kepada Allah SWT untuk membinasakan Penganut yang salah. Faktanya setelah Mubahalah kedua kelompok selamat.
Saya tak ingin melupakan Sejarah Pembebasan Kota Mekkah pada Tahun ke-9 Hijriah atau 9 tahun setelah Nabi Muhammad menetap di Madinah dimana turun Perintah Allah SWT kepada beliau dan Umat Islam membebaskan Kota Mekkah dari Kehidupan Jahiliyah. Nabi Muhammad dan Imam Ali membawa ribuan pasukan sekaligus untuk melaksanakan Ibadah Haji. Setelah Pasukan sampai di Gerbang Kota Mekkah beliau mengatakan’ tidak boleh ada setetes darah pun yang tumpah hari ini kepada pasukannya. Sebuah Perintah yang dipatuhi tanpa reserve oleh Para Pengikutnya.
Kota Mekkah mendadak sepih, setiap orang bersembunyi di rumahnya termasuk Tokoh-tokoh Mekkah yang pernah memerangi Nabi namun masih hidup. Beliau mendekati Ka’bah dan memerintahkan kepada Imam Ali membersihkan sekitar Ka’bah dari ratusan berhala. Setelah bersih beliau memasuki Ka’bah didampingi Imam Ali membersihkan ruangan dalam yang juga terdapat berhala. Namun ketika sampai kepada Sebuah Lukisan berbingkai besar yang berlukiskan Gambar Siti Maryam dan Isa Almasih saat kecil beliau berhenti sejanak dan meminta kepada Imam Ali untuk menurunkan bingkai itu tanpa menyentuh tanah, membersihkannya dan memasangnya kembali ditempat semula.
Setelah itu beliau berkata Isa Almasih adalah Saudaranya dan Siti Maryam adalah Ibunya yang ia hormati. Tentu saja peristiwa ini menggambarkan kepada Manusia dan Umat Islam bahwa 2(dua) Sosok Bunda Maria dan Yesus Kristus adalah Tokoh yang diakui didalam Islam yang harus dihormati meskipun menjadi Tokoh yang sangat dihormati oleh Penganut Kristen di Seluruh Dunia. Nabi Muhammad mengajarkan Etika Moral tertinggi kepada Manusia yang memang wajib dilakukan terhadap kedua Sosok yang disucikan ini.
Tulisan pendek ini rasanya pantas untuk direnungkan oleh pihak-pihak yang suka menghina simbol-simbol agama diluar agama yang diyakininya. Khususnya kepada Pihak-pihak yang selama ini terkesan menghina simbol-simbol agama. Cukuplah sudah dan harus diakhiri menghina Salib,melukis Ilustrasi Nabi Muhammad yang masing-masing disucikan para penganutnya. Bukankah tidak ada satupun perintah agama untuk menghina agama, simbol agama hingga umat agama terentu.
Membuktikan Ajaran Kasih dan Ajaran Rahmatan lil Alamin adalah kewajiban kita bersama didunia, khususnya di Bumi Nusantara tanpa kecuali.
Penulis : Andi Naja FP Paraga (Adalah Pengikutnya Ikatan Jamaah Ahlulbayt Indonesia (IJABI))