SBSINews – Sejumlah ormas dan LSM yang tergabung dalam Aliansi Peduli Indonesia (API) menyayangkan ternodanya pesta demokrasi oleh kehadiran perusuh pada beberapa hari teakhir. Mereka meminta aparat kepolisian segera membongkar sekaligus menangkap aktor intelektual dibalik kerusuhan tersebut.
Aliansi Peduli Indonesia (API) ini terdiri dari Forum Aktivis Jakarta (FAKTA) yang diketuai oleh Ical Syamsudin, Barisan Santri, Ativis dan Mahasiswa (BASARMAS) yang diwakili sekretaris jendralnya, Irwansyah, (BM- NKRI) dengan George Sandy Nayoan sebagai ketua umum, serta Front Penyelamat Bangsa NKRI (FPB-NKRI) dengan M Furqon sebagai ketua umum.
Pada awalnya, mereka sangat menyambut gembira dengan pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia. Pemilu 2019 ini memilih anggota legeslatif (DPRD/DPD) dan Presiden mau pun wakil presiden yang dalam sejarah dilaksanakan serentak secara bersamaan. API merasa bangga karena membuktikan bahwa demokrasi tumbuh subur di negara muslim terbesar di dunia. Ini membuktikan bahwa islam dan demokrasi adalah dua hal yang tak perlu dipertentangkan.
“Kami gembira dengan suksesnya pesta demokrasi 5 tahunan serentak dan bersamaan. Pemilihan Legislatif (DPRD-DPD-red) dan presiden maupun wakil presiden. Yang baru pertama kali terjadi di Indonesia. Bangga dan sekaligus membuktikan demokrasi tumbuh subur di negara muslim terbesar di dunia,” ungkap M Furqon, Rabu (22/5/2019) di hotel Ibis jalan Gajahmada Jakarta Pusat.
Sementara itu perwakilan API dari FAKTA menyayangkan pesta demokrasi yang ditunggu-tunggu seluruh rakyat Indonesia tercoreng dengan hadirnya para perusuh. Walaupun akhirnya bisa di redam oleh aparat kepolisian, dengan tertangkapnya sejumlah 257 orang perusuh. Yang lebih mengagetkan publik, menurutnya, mereka adalah orang bayaran tentunya ini sangat mencederai demokrasi itu sendiri.
“Ini tidak boleh terjadi lagi dan ini sangat mencederai rasa demokrasi di negeri ini. Kami perwakilan dari API. Meminta kepada pihak kepolisian agar membongkar aktor intlektual di balik kerusuhan ini,” cetus Ical.
Ia menambahkan, semua pihak harus bersikap legowo. Karena demokrasi itu di definisikan untuk rakyat, oleh rakyat. Mereka yang berada di posisi kekuasaan adalah kehendak rakyat.
“Jangan sampai ambisi kekuasaan malah menjadi penyebabnya hancurnya bangsa dan negara,” tegas Ketua FAKTA. (Sumber: DetikFakta.id)