Ternyata sebuah pertandingan tidak sekedar bermain tetapi juga mengajarkan kepada kita tentang kegigihan dan ketekunan dalam menjemput takdir, berupaya hingga batas akhir kemampuan tubuh dan pikiran, pantang menyerah serta menolak putus asa, itulah hikmah besar yang bisa kita peroleh dari Anthoni Ginting pemain bulu tangkis Indonesia Rabu (22/8/2018) di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.

Anak Muda  ini sungguh sempurna menjiwai Nasionalisme, semangat Fair Play, katakter pejuang. Sungguh mempesona dan luar biasa. Bravo untuk Sang Guru Nasionalisme Anthoni Ginting.

Disisi lain Shi Yuqi mengajarkan kepada kita untuk tetap mempunyai empati terhadap lawan yang siap menghabisinya jika dia lengah. Pebulu tangkis asal Negeri Tirai Bambu tersebut bahkan mendatangi Anthoni Ginting yang terkapar. Cedera otot hebat akibat pertarungan dahsyat. Shi Yuqi memegang tangan kanan Anthoni Ginting dan menunjukkan empati yang besar. Lawan tanding ternyata bukan musuh tetapi teman yang bisa memastikan kita untuk menang. Bagi  kita drama ini bukan sekedar menang-kalah tapi mengajarkan bagaimana menjadi manusia.

Saya teringat sebuah tulisan yang dikirimkan oleh seorang Sahabat yang hebat pagi ini. Ia menulis: ” Saat kekuatan melemah bertahanlah, saat cobaan melanda hidup bertahanlah, saat kesuksesan belum tiba bertahanlah, saat cinta, kesetiaan dan kebenaran diragukan bertahanlah. Jangan pernah katakan: AKU SUDAH TIDAK KUAT “. Jangan menyerah dalam keadaan apapun, jangan pernah mengeluh karena tekanan dan cobaan, jangan pernah merasa dibiarkan dan ditinggalkan. Jangan pernah mengatakan: MENGAPA TIDAK ADA YANG MENOLONG, jangan pernah bersangka buruk pada keadaan.

Percayalah semua pasti akan sempurna, yakinlah hujan dan badai pasti berlalu, mari bertahan dalam perjuangan hidup ini yang pasti setiap saat berhadapan dengan tantangan, masalah dan pergumulan. Kalau setiap cerita hidup itu indah maka kita tak akan mengenal sabar dan ikhlas. Kalau setiap yang diinginkan terkabul maka kita tidak akan pernah tau indahnya perasaan bahagia disaat keinginan tercapai. Kalau setiap harapan berjalan sesuai rencana, kita tidak akan pernah belajar bahwa kecewa itu menguatkan jiwa.

Banyak orang merasa gagal ketika tidak jadi pemenang,tak sedikit orang bersedih karena kehilangan kedudukan, hidup bagi mereka adalah mendapatkan medali dan dipuja sepanjang masa. Ia memahami bahwa hidup ini pertarungan yang harus dimenangkan terus menerus, tanpa menang maka hidup ini sudah berakhir.

Sungguh kalimat motivasi ini telah banyak menggiring sesrorang menggapai sukses tanpa mempertimbangkan lagi menang dengan cara curang atau jujur yang penting baginya adalah menang. Tetapi betapa banyak orang menghuni rumah sakit karena kalimat motivasi yang keliru ini, betapa banyak orang yang hidupnya dibawah tekanan motivasi, tak terhitung jumlah manusia yang stres lantas menjadi pasien rumah sakit Jiwa atau dipasung dan dikerangkeng karena telah kehilangan akal dan Jiwa sehatnya. Betapa banyak orang yang direpotkan setelah mereka menjadi  gila, betapa banyak keluarga yang disengsarakan akibat semboyan hidupnya dan betapa banyak keindahan kebahagiaan lain yang ia tidak peroleh akibat dari prinsip hidupnya yang terlalu melambungkan dirinya ke langit padahal kakinya tak pernah lepas berpijak dibumi.

Baiklah jika hidup ini adalah pertarungan maka jadilah petarung yang baik. Jika hidup ini adalah pertandingan maka jadilah petanding yang baik. Mengalahkan lawan memang perlu agar kita bisa disebut pemenang, namun mengalahkan ambisi yang berlebihan dalam diri kita haruslah menjadi prioritas. Hidup yang indah dan bermakna adalah ketika kita sudah mampu menaklukan jiwa ambisius kita. Kerelaan terhadap kekalahan yang didapatkan akan membuat jiwa lebih lapang, kerelaan melihat lawan menjadi pemenang justru akan membuat beban kejiwaan terhapuskan. Kalah tidaklah berarti hidup kita telah berakhir, menang adalah ketika kita bisa menerima kekalahan sebagai sesuatu yang pasti terjadi.

Mari belajar dari Atlet Pebuluh Tangkis Anthoni Ginting dan Shi Yuqi tentang menang dan kalah, semoga hidup lebih indah. (Jakarta 23/08/2018)

Oleh : Andi Naja FP Paraga

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here