Sekjend SBSI Andi Naja FP. Paraga.

PERJALANAN empat tahun Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) dari Kongres ke V pada tahun 2014 ke Kongres SBSI ke VI Tahun 2018 penuh jalan terjal. Banyaknya persoalan yang hadir tentu tidak dianggap sebagai rintangan melainkan sebagai proses penguatan mental pengurus dan anggota.

Tentu berbagai dinamika mewarnai proses penguatan ini. Menuju SBSI kuat adalah visi besar SBSI. Visi besar ini selalu didengungkan bahkan menjadi yel-yel SBSI Kuat Rakyat Sejahtera, Buruh Bersatu Pasti Menang.

Apa langkah prioritas untuk mewujudkan “Menuju SBSI Kuat’? Menurut hemat saya selaku Sekretaris Jenderal (Sekjend) DPP SBSI setidaknya ada dua langkah yang perlu dilakukan yaitu pembenahan internal dan ekspansi program dan konsolidasi.

Pertama : Pembenahan Internal dalam kurun waktu empat tahun terakhir dapat dikatakan sebagai pembenahan internal organisasi, baik pembenahan format pengurus hingga eksistensi pengurus terhadap peran dan fungsi serta Hak dan kewajibannya.

Hal ini kita alami di DPP SBSI, pergantian Sekretaris Jenderal terjadi sebanyak dua kali, pergantian Ketua Konsolidasi juga dilakukan dua kali, pergantian Ketua Program terjadi satu kali dan pergantian Bendahara Umum (Bendum) satu kali.

Selanjutnya pembenahan kepengurusan Departemen dan Lembaga Otonom sebagai alat bantu DPP SBSI seperti Sekretaris Eksekutif dan Wakil Sekretaris Eksekutif serta anggota Departemen Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), Tripartit, Humas, Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Hubungan Internasional, Kesetaraan Gender serta Pembenahan Koperasi SBSI.

Proses pembenahan berlangsung secara alamiah saja dan kini rasanya sudah menunjukkan progres penguatan yang bagus walau belum signifikan.

Pembenahan tersulit adalah Penguatan federasi-federasi yang baru setahun dibentuk mulai dari pembenahan pengurus pusat hingga mempersiapkan pengurus ditingkat Cabang.

Pembentukan Dewan Pengurus Cabang Federasi tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Membuat DPC Federasi dengan enam Jenis pembidangannya memerlukan kesabaran.

Karena, tidak ada satupun cabang federasi yang mudah dibentuk baik Federasi Pendidikan dan Aparatur Sipil Negara (FPASN), Federasi Industri Kesehatan Energi dan Pertambangan (FIKEP), Federasi Pertanian Perkayuan dan Konstruksi (FPPK), Federasi Bank Keuangan dan Niaga(FBKN), Federasi Transportasi Nelayan dan Pariwisata(FTNP) dan Federasi Media Informatika dan Grafika(FMIG).

Berafiliiasinya Serikat Buruh Solidaritas, Serikat Buruh Lampung, Serikat Pekerja PT Maybank SPBMI, Serikat Pekerja Bank BCA Bersatu, Serikat Pekerja PT Holcim dan SBSI 1992 juga merupakan proses penguatan internal dan hal ini menjadi awal pertumbuhan dan perkembangan organisasi dari yang bersifat Unitaris menjadi Konfederasi.

Semua proses ini terjadi dalam kurun waktu empat tahun, mewarnai perjalanan SBSI dari Kongres SBSI V Tahun 2014 hingga Kongres SBSI VI Tahun2018. Semua ini tentu proses dari pembenahan internal SBSI.

Kedua, ekspansi program dan Konsolidasi dalam kurun waktu empat tahun, berjalan dengan pencapaian-pencapaian yang bagus. Misalnya Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) di Internal SBSI dari Basic Training ( BATRA) hingga Batra lanjutan nyaris merata diselenggarakan di setiap wilayah bahkan Dewan Pengurus Cabang.

Program Diklat Bergaining Training Course (BTC) berupa pengajaran tentang tata cara berunding dapat diselenggarakan dengan memanfaatkan iven Rakerwil dan Rakorwil disetiap provensi.

Pengembangan program Tripartit juga cukup berjalan baik terbukti dengan hadirnya Pengurus SBSI pada lembaga kerjasama di daerah baik selaku anggota Dewan Pengupahan Daerah dan Tripartit Daerah.

Di Sektor Kehumasan kita dapat memiliki Media Online SBSINews.id yang sudah beroperasi selama empat tahun lebih. LBH SBSI pun dapat bersinergi dengan Kementerian Hukum dan HAM dengan Program Pembiayaan Kegiatan Litigasi dan Non Litigasi dan masih banyak lagi progtam-program lainnya seperti Kegiatan Seminar dan Diskusi yang bisa diselenggarakan oleh Komite Kesetaraan Gender SBSI dan lain-lain.

Pencapaian konsolidasi organisasi dapat diwujudkan dengan hadirnya 32 Koordinator Wilayah SBSI dari 34 Provinsi di Seluruh Tanah Air.

Walaupun faktanya tidak semua Wilayah Provinsi dapat dikuatkan dalam waktu cepat. Setidak-tidaknya kita membutuhkan waktu sekurang-kurangnya empat tahun lagi membuat SBSI diseluruh provinsi hadir secara merata.

Konsolidasi tentu kegiatan tersulit karena perlu biaya yang tidak murah karena jangkauan wilayah yang berjauhan mengharuskan tim Konsolidasi bersabar ketika kondisi keuangan organisasi belum cukup menggerakkan mesin konsolidasi dengan maksimal. Namun raihan konsolidasi patut diberi apresiasi.

Langkah menuju SBSI Kuat masih harus ditempuh dengan potensi Ketenagakerjaan yang belum berubah, tapi optimisme harus dibangun, konsistensi harus digengam erat bahkan digigit kuat dengan gigi geraham kita.

Jangan merubah niat menuju SBSI Kuat, tetapi mungkin perlu melakukan memperbaiki pola saja. Semoga dengan komitmen kuat itu kita bisa menjadikan SBSI leading diantara Serikat Buruh-Serikat Pekerja yang ada saat ini.

Mari Bangkit Kembali dan Salam Solidaritas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here