TERNATE SBSINews –Dalam Memperingati hari buruh Internasional atau May Day pada Jumat (01/05), Forum Perjuangan Buruh Halmahera Tengah (FPBH) Maluku Utara melakukan aksi demonstrasi di depan PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) sejak Jam 06.30 Witeng dan sempat terjadi kericuhan tetap aksi tetap dilanjutkan hingga sore.
Saat massa aksi sedang menyampaikan sejumlah tuntutan, tiba – tiba terjadi aksi saling dorong antara para pendemo dengan pihak keamanan PT. IWIP dan terjadi saling lempar hingga terjadi pembakaran warung makan. Tidak lama berselang, kericuhan itu berhasil diredahkan oleh aparat kepolisian dari Polres Halmahera Tengah dengan menembakan gas air mata.
“Pembakaran kemarin itu, bukan pabrik, tetapi warung yang berjejeran 8 petak yang dipakai oleh masyarakat untuk berjualan kopi dan makanan di area tambang, dan warung itu sudah dilarang berjualan sejak bulan lalu, jadi sudah kosong,” jelas Kudusia Mahmud Pengurus SBSI Malut.
Walaupun sempat ricuh, demo itu tetap dilanjutkan sampai sore hari. Koordinator Lapangan (Korlap) yaitu Ali Akbar Muhammad dalam menyampaikan tuntutannya mengatakan perusahaan mempekerjakan pekerja melebihi jam kerja yaitu dengan menerapkan sistem kerja 12 jam.
Selain itu, kasus kecelakaan kerja, kriminalisasi terhadap buruh, kasus PHK sepihak, upah pokok bagi buruh yang dipending namun tidak dibayarkan, dan kebijakan sepihak berupa memo yang merugikan buruh, serta kasus-kasus lainya yang merugikan buruh.
Apalagi ditengah pandemik Covid -19, puluhan buruh dipanggil kembali untuk bekerja padahal sebelumnya sempat dihentikan, tetapi mereka akhirnya di karantina di bandara dan dipaksa bekerja mengumpulkan batu selama 14 hari.
Selain itu juga ada tuntutan agar Roslina Sangaji sebagai Manejer HRD untuk digantikan. Menurut informasi bahwa Roslina bukan hanya sebagai Manager HRD, tapi di juga punya bisnis yaitu menangani ketering dari makan pagi, siang dan malam untuk tujuh ribu karyawan IWIP, dan juga menyediakan stok sembako yang di perlukan tambang IWIP.
Ada juga persoalan lain yaitu karyawan sengaja diberikan waktu untuk cuti dengan waktu yang di tentukan, misalnya 5 bulan kerja 10 hari citi, tetapi ketika masuk kerja lagi sudah tidak di terima dengan alasan tidak jelas dan hanya diberitahukan bahwa setela masa cuti buruh tetetap di rumah saja dulu, nanti tunggu ada panggilan dari admin baru datang ke kantor.
Para karyawan yang di suruh istirahat di rumah itu sudah sejak bulan januari sampai saat ini sebagian besar belum di panggil.
Dari informasi yang diperoleh SBSINews, karena kericuhan itu ada 11 orang yang ditangkap, mereka yang ditangkap tersebut ada juga penyusup sebagai provokator yang ikut masuk dalam barisan para pendemo dan membuat anarkis dengan merusak fasilitas kantor.
Menurut keterangan Kudusia Mahmud, hahwa semua ini bisa ditelusuri dari CCTV yang ada di jalan, di tempat parkiran mobil, tempat parkir motor dan depan kantor. Karena ada juga pengrusakan mobil, motor, dan komputer di kantor admin.
Rencananya pada hari ini jam 10, segenap anggota di minta untuk bersedia hadir, berkumpul untuk mendengar penjelasan.
Sampai saat ini belum diketahui nama – nama 11 orang yang ditahan tersebut, dan mungkin hari ini ada tambahan penahanan lagi, tapi belum ada informasi berapa tambahan yang akan di tahan. (SM)