Lama tidak muncul di Group WhatsApp DPP – Korwil (K)SBSI Agustinus S.Sos Ketua Korwil. KSBSI Kalimantan Utara ini akhirnya mengakhiri masa diamnya. Ternyata ia tetap Aktivis yang kritis tidak berubah ditelan masa.
Agustinus S. Sos mulai menyapa dan memulai kritiknya, “Selamat pagi semua
Mulai hari ini saya minta DPP KSBSI agar melakukan perlawanan terhadap rezim ugal-ugalan rezim yg dikuasai oligarki.. Dengan munculnya Undang-Undang Ciptakan Kerja Omnibus law justru ini malah jauh dari cita-cita Bung Karno welfare state.
Saya katakan dari saya mulai hari ini Saya akan melawan dan saya siap masuk ke pelosok tanah air melakukan perlawanan. Hak buruh makin dikebiri, hak buruh makin ditindas. Salam kawan-kawan semua mari kita melawan dan salam revolusi. Mari kibarkan kembali panji-panji perjuangan kita yang sesungguhnya revolusi atau mati’ Serunya membuka kritiknya.
Ketika ia dikritik oleh salah seorang teman sesama Korwil ia pun langsung menjawab, “Dalam hal ini jangan disekat yg pasti seluruh buruh se tanah airlah memang berat tetapi itulah resikox berjuang, ‘Ujarnya.
Ia pun menjawab satu kritik dari Seorang Korwil dengan gaya khasnya yang On Fight, “Anda lamban karena anda hanya pintar tapi tidak cerdas,hari gini bicara bedah masalah, ratusan kaum buruh sudah tewas akibat UU Cipta Kerja,tolonglah bung jangan terlalu banyak teori tapi dampingi hak-hak buruh pasti anda tau bahwa hak buruh sudah dikebiri, jadi tinggalkan gaya berjuangmu yang lama bung. Satu kata mari bersatu melawan, saatnya revolusi buruh. Mohon DPP KSBSI dipertimbangkan, ‘tegasnya lagi
Agustinus S. Sos memang sangat kritis. Ia menambahkan lagi kalimatnya, “Pokonya saya akan jalan mulai Sabang sampai Merauke untuk mengibarkan panji-panji perjuangan buruh. Saya tidak bisa hidup melihat situasi saat ini,tambahnya.
Agustinus S. Sos kembali menegaskan, “Pancasila hanya pajangan, jadi saya sudah siap mati bagaimanapun bentuknya. Salam kawan – kawan semuanya. Salam Revolusi, Ujarnya penuh semangat.
Ketua Korwil. KSBSI Kalimantan Utara ini menerangkan kondisi ketenagakerjaan di daerahnya, “Bagaimana kawan – kawan buruh di Camp – camp mau tau UU Cipta Kerja berikut Aturan turunannya kalau tidak disosialisasikan. Makanya saya berniat melakukan long march untuk memberitakan Undang – undang yang menyengsarakan hak buruh. Saya yakin ketika buruh sudah tau haknya dikebiri yakinlanlah perjuangan pasti membara revolusi atau mati, ” tambahnya lagi.
Pria berdarah Dayak dan Toraja ini memang Aktifis Sejati. Ia pernah terkader dan menjadi Kader Partai PRD bersama Budiman Sudjatmiko yang kini sudah menjadi Pengurus PDI Perjuangan. Kegelisahanya melihat nasib buruh Sejak berlakunya UUK 13 Tahun 2003 ditambah lagi munculnya UU No. 21 Tahun 2020 semakin menyemangatinya untuk mengkonsolidasikan Perlawanan Buruh
Tetap Semangat Abang dan Sehat Selalu.
Tim Redaksi SBSINEWS
2 Oktober 2021