LAMONGAN – tarunanews.com, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), yang kini menjadi (K)SBSI, pimpinan Profesor Doktor Muchtar Pakpahan SH., MA., pernah menjadi salah satu Serikat Buruh (di antara SB/SP yang ada) yang memiliki jumlah anggota terbanyak di seluruh Indonesia.
SBSI yang dibidani Muchtar Pakpahan bersama KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dr.Sukowaluyo (dulu DPR RI/PDIP), Sabam Sirait (dulu DPR RI/PDIP), Rachmawati Sukarno (salah satu puteri Bung Karno) dkk mencapai prestasi yang sangat prestisius itu meskipun pada masa pendiriannya tahun 1992, sebelum reformasi, mengalami perlakuan yang sangat represif pada jaman rezim Orde Baru (Orba) namun justru berkembang pesat, bahkan pernah mencapai peringkat terbesar kedua di Indonesia.
Kurang lebih hal tersebut diungkapkan Adi Wiyono ketua Koordinator Wilayah (Korwil) SBSI Provinsi Jawa Timur dalam konsolidasi terbatas dengan jajaran DPC SBSI Lamongan kemarin di Hotel/RM Aqiilah Jalan Raya Glagah – Deket, Lamongan, yang dekat dengan perbatasan Kabupaten Gresik – Kabupaten Lamongan. “SBSI pernah menjadi kekuatan besar, lebih-lebih pada zaman Orba, dan kini sedang berkembang lagi dengan berbagai penataan,” ungkap Adi Wiyono di Hotel/RM Aqiilah yang dimanejeri Nur Kholis tersebut.
Menurut Adi Wiyono meskipun SBSI pernah menjadi salah satu serikat buruh terbesar dan dengan cara perjuangan yang sangat keras pada masa Orba, namun seiring perubahan zaman, strategi perjuangan mengalami penyesuaian di antaranya tidak lagi terlalu banyak demonstrasi-demonstrasi namun dengan pendekatan yang strategic.
Demonstrasi hanya akan dilakukan jika cara-cara standar telah dilakukan namun belum mendapatkan respon positif.
“Demonstrasi tetap diperlukan namun tidak lagi dengan cara seperti jaman Orba, dimana sering kali demo seperti suasana perang yang mencekam,” ungkap Adi Wiyono yang didampingi Imam Supardi dan Achmad Yani Arifin, SH. Krtus bidang hukum (LBH SBSI) yang juga ketua LBH Garuda Khatulistiwa (Garkha) Cabang Jombang yang berkantor di Jalan Brigjen Kretarto Jombang, yang untuk pusatnya pertama kali didirikan oleh Antonius Barus di Samarinda Kaltim.
Menurut Adi Wiyono, dengan strategi SBSI yang berubah menyesuaikan zaman, maka jajaran perusahaan-perusahaan maupun birokrasi harusnya pun menyambut dengan lebih ramah dan bukan justru mencari gara-gara.
“Kita mengedepankan gerakan dengan cara damai dulu, namun bukan berarti tidak bisa keras,” ungkap Adi Wiyono usai acara konsolidasi, dimana ketika ditanya mengenai momen Pilbup Lamongan September 2020, Adi Wiyono menyatakan bahwa hingga saat ini SBSI belum menentukan dukungan alias netral sambil melihat perkembangan.
Sekadar catatan, DPC SBSI Kabupaten Lamongan dipimpin Abu Kholis Amsa SE. Sedangkan pengurus lain, di antaranya adalah H.Anam Pasha S.Pd, Musholin SE, Khoirul Huda S.Pdi, Agus Prasusanto, Andika Arianto, M.Khamim, Evi Yulia Ratna, dan Mundhik, SH.
Sedangkan Calon Bupati (Cabup) Lamongan yang telah muncul saat ini minimal terdapat sepuluh (10) nama meskipun tentu tidak semuanya bisa jadi Cabup, sebagaimana disampaikan Siswahyu Kurniawan S.Sos pemerhati masalah sosial-politik yang juga penulis buku biografi sejumlah tokoh nasional.
Menurut Siswahyu, apalagi jika Cabup itu harus melalui jalur partai politik. Karena nama Cabup via parpol telah mengerucut pada tiga nama besar yaitu Deddi Nordiawan putera Fadeli Bupati Lamongan, H.Sholahuddin tokoh jagung yang Sekretaris Pribadi (Sekpri) KH.Ma’ruf Amin (kini Wakil Presiden RI), dan Yuhronur Efendi.
Lantas menurut Siswahyu Kurniawan yang sempat disebut-sebut menjadi Calon Wakil Bupati (Cawabup) di antaranya adalah Sa’im (PDIP/ Ketua DPC PDI Kab.Lamongan), lalu Okta Rosadinata (Gerindra/ Wakil Ketua DPC Gerindra Kab.Lamongan).
Bahkan sempat muncul nama Angely Emitasari penyanyi dangdut yang kini menjadi Kepala Desa Kedungkempul Kecamatan Sukorame Kab.Lamongan, meskipun telah dibantah oleh yang bersangkutan. (Sis/tarunanews.com/SM)