Ditulis oleh : M. Adi Yasir *)
Hampir 8 bulan kita dibisingkan dengan perang urat syaraf hingga sedikit gesekan pendukung hingga fans berat calon Presiden dan Wakil Presiden. Perbincangan mulai dari ruang medsos, aplikasi chat, warung kopi hingga kamar tidur. Tak sedikit menyebabkan hubungan silaturahim menjadi renggang bahkan putus. Tapi disaat bersamaan para kontestan saling berpelukan bahkan tertawa terbahak-bahak.
Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut (C.F Strong). Sistem demokrasi pada dasarnya bukan hanya tentang presiden (eksekutif) tetapi juga wakil rakyat (legislatif) yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Banyak yang terhipnotis bahwa seakan-akan kekuatan demokrasi hanya pada presiden & wakilnya melupakan peran legislator.
Legislator mempunyai peranan sangat penting yaitu Pengawasan, Anggaran dan Legislasi. Dan mereka memiliki 3 hak dasar sesuai jenjangnya (RI, Propinsi, Kota/kab) yaitu :
1. HAK INTERPELASI, adalah hak menanyakan, meminta keterangan yang detail dan jelas atas kebijakan yang dibuat pemerintah yang berdamapak kepada rakyat luas
2. HAK ANGKET, adalah hak untuk melakukan investigasi, penyelidikan dan pencarian informasi terhadap kebijakan pemerintah yang diindikasikan bertentangan dengan peraturan perundangan.
3. HAK MENYATAKAN PENDAPAT adalah merupakan kelanjutan hak interpelasi dan hak angket, dan menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau di dunia internasional. Hak tersebut dapat digunakan pula untuk langkah memakzulkan Presiden/Wakil Presiden jika diduga melakukan pengkhianatan terhadap konstitusi dan bangsa. yang kemudian dibawa dalam sidang-sidang MPR.
Jadi, begitu pentingnya peranan dan hak dari anggota legislatif (wakil rakyat) maka mereka haruslah orang yang memiliki kompetensi, kapabiltas, dan integritas diatas rata-rata rakyat Indonesia. Sebagian besar wakil rakyat peniliannya jeblok dari segi integritas (lengkapi data yang melakukan korupsi), sebagian lagi kompetensi dan kapabilitas yang rendah (lengkapi data kehadiran dan kesesuaian komisi).
Memilih wakil rakyat yang mewakili aspirasi, keinginan, kebutuhan bahkan pemikiran kita adalah hal yang sangat penting dan urgen. Kondisi Indonesia hari ini tak lepas dari peran mereka. Kita telah sering diperlihatkan bagaimana para wakil rakyat memperdagangkan ayat-ayat konstitusi dengan nilai ratusan juta-milyaran-trilyunan rupiah. Para wakil rakyat yang busuk itu (politisi busuk) melenggang ke posisinya saat ini karena kita juga membiarkan mereka memenangi kontestasi dalam PEMILU.
Mereka datang kepada rakyat dengan melakukan trik dan upaya segala macam cara serta tipu daya. Mulai dari membagikan sembako, uang kadeudeuh, uang transport, uang prestasi, uang apresiasi dan barang-barang lainnya. Sebagian mengatakan ambil saja uang/apapun yang diberikan mereka dan memilih mereka, kemudian ada yang mengatakan ambil tapi ga memilih mereka dan ada juga mengatakan ga ambil dan ga memilih mereka.
Lalu kita milih siapa?
Setidaknya pilih mereka yang sejalan dengan keinginan dan kebutuhan diri kita dan rakyat banyak. Kemudian yang tidak melakukan money politic atau vote buying. Akhlak mereka sesuai norma agama dan sosial yang berlaku di Indonesia. Memiliki keluarga yang bersahaja dan punya kontribusi sosial secara nyata fisik atau materi sebelum menjadi caleg atau saat menjadi caleg atau sesudah menjadi caleg yang memang sudah kebiasaannya sejak lama. Disamping itu, lihat juga partai caleg tersebut memiliki track record buruk kah dalam pemberantasan KORUPSI karena lingkungan tempat dia bekerja apalagi sebagai politisi sangat ditentukan oleh lingkungan partai nya.
Untuk itu, saya mengajak anda semua.
JANGAN PILIH POLITISI BUSUK yang berpolitik untuk Korupsi.
JANGAN PILIH POLITISI BUSUK yang berpolitik menipu rakyat.
JANGAN PILIH POLITISI BUSUK yang merampok uang negara.
JANGAN PILIH POLITISI BUSUK yang membuat rakyat sengsara
#pemilu2019
#JanganPilihPolitisiBusuk
*) Ketua Majelis Pertimbangan Karang Taruna Kelurahan Warakas 2018-2021. (ANFPP)