Masalah pendidikan dan pelatihan bagi buruh, aktivis buruh serta fungsionaris organisasinya sangat amat diperlukan untuk mengatasi ketimpangan pengetahuan dan pemahaman terhadap hakikat yang paling substansial dari buruh dan fungsi yang paling mendasar dari orgnisasi buruh.

Demikian juga dari keberadaan dari para aktivis buruh serta fungsi dan peranan fungsionaris organisasi buruh yang hendak mendorong kemajuan perburuhan di Indonesia dalam arti luas agar bisa semakin sejahtera, adil dan manusiawi. Runyam, membangun kesadaran buruh untuk berorganisasi saja di Indonesia sudah mengalami hambatan. Kemenakertran sendiri mengacu pada berita resmi Badan Pusat Statistik No. 47/05/Th. XX, tanggal 5 Mei 2017, penduduk yang bekerja pada Februari 2017 adalah sebanyak 124,54 juta orang.

Jika kita bandingkan dengan jumlah anggota serikat pekerja berdasarkan data terakhir dari kementerian ketenagakerjaan yang berjumlah 2.717.961, maka jumlah anggota serikat pekerja hanya 2,18 % dari jumlah penduduk yang bekerja.

Artinya, kegagalan organisasi buruh di Indonesia melaksanakan fungsi dan peranannya menjadikan kaum buruh sebagai anggota yang harus dan patut mendapat perlindungan.
Padahal, versi Mentri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, “Serikat pekerja juga mempunyai fungsi dalam mengembangkan keterampilan dan keahlian anggotanya. Keterampilan dan keahlian menjadi faktor penting bagi pekerja untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas. Bagaimana mengidentifikasi dan mengurangi kesenjangan keterampilan, meningkatkan kemampuan dan produktivitas” katanya.

Sedangkan realitas masalah perburuhan di Indonesia meliputi penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2017 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SMP ke bawah sebanyak 75,21 juta orang (60,39 persen).

Sedangkan penduduk bekerja berpendidikan menengah (SMA sederajat) sebanyak 34,06 juta orang (27,35 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 15,27 juta orang (12,26 persen) mencakup 3,68 juta orang berpendidikan Diploma dan 11,59 juta orang berpendidikan Universitas.

Bandingkan catatan diatas dengan apa yang dianggap penting oleh Serikat Pekerja Nasional (SPN: Agutus 23, 2016), bahwa masalah buruh di Indonesia adalah problem Ketenagakerjaan di Indonesia sampai saat ini masih terkait dengan sempitnya peluang kerja, tingginya angka pengangguran, rendahnya SDA tenaga kerja, upah murah dan jaminan sosial yang seadanya. Dan perlakuan yang merugikan bagi para pekerja seperti penganiayaan, tindak asusila, penghinaan, intimidasi sampai pelecehan seksual.

Akhirnya banyak warga negara Indonesia yang menjadi tenaga kerja di luar negeri dan ini pun menyisakan masalah dengan kurangnya perlindungan dan pengawasan dari negara terhadap para tenaga kerja Indonesia tersebut.

Jadi cukup jelas organisasi buruh di Indonesia belum memiliki kesadaran bahwa kendala bagi organisasi buruh Indonesia pada umumnya sudah dimulai dari organisasi buruh itu sendiri.
Cukup menarik adanya sejumlah aktivis buruh mendatangi makam Pahlawan Kemerdekaan Nasional Tan Malaka di lereng Wilis Kediri.

Selain berdoa, mereka juga menjadikan Tan Malaka simbol perlawanan memperjuangkan kaum buruh. (Tempo.co : Sabtu, 28 Januari 2017). Ini artinya, aktivis dan para fungsionaris organisasi buruh sesungguhnya masih memerlukan figur ideal yang dapat dijadikan simbol perjuangan, jika tidak bisa disebut perlawanan.

Menelisik kegamangan organisasi buruh ini lantaran maju atau mundurny organisasi buruh sungguh sangat pada kemampuan fungsionaris organisasi buruh yang kuat dan sehat. Adapun pengertian kuat bisa dipahami secara sederhana cukup dana dan cukup jumlah anggotanya.

Kekuatan dana bagi organisasi buruh harus bisa diukur oleh ragam program dan kegiatan yang telah dirancang secara ideal untuk dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa hambatan. Sedangkan pengertian sehat bagi organisasi buruh cukuplah dipahami dengan sederhana, mampu terbangunnya suasana kerja yang harmoni mulai dari pucuk pimpinan tertinggi hingga hubungan yang tidak tersekat dengan para anggota organisasi di tingkat basis.

Pengertian sehat dan kuat bagi organisasi buruh idealnya bisa dipahami dalam pengertian dana dan anggota. Meski secara ekonomi segenap aktivis dan fungsionaris organisasi buruh belum bisa dikatakan hidup berkecukupan untuk dirinya sendiri dan keluarga, setidaknya untuk menunaikan fungsi dan peranannya dalam kapasitas dan bidangnya masing-masing tidak sampai terbengkelai atau terhambat.

Kerena seloroh dikalangan aktivis buruh serta para fungsionaris organisasi buruh tidak jarang diungkapkan, bagaimana mungkin kita dapat memperjuangkan kesejahteraan buruh, sementara kondisi kita sendiri sebagai aktivis buruh juga didera oleh penderitaan yang sama.

Kuat dan sehat bagi organisasi buruh dalam pengertian yang lebih sederhana adalah memiliki kemampuan melaksanakan fungsi dan peranannya sebagai pemersatu kaum buruh, tetapi juga mampu dan dapat melakukan pembinaan, pelatihan serta pendidikan, hingga perlindungan dan mengaksentuasikan aspirasi kaum buruh, baik dalam skala lokal, regional maupun nasional dan internasional.

Lantaran keterikan kaum buruh dan organisasi buruh dalam bingkai kepedulian, kebersamaan dan solidaritas tidak bisa ditawar-tawar. Karenanya pemahaman terhadap organisasi buruh yang kuat dan sehat itu pun meliputi kemampuan serta kehandalan organisasi buruh untuk tampil dalam berbagai event maupun tempat yang terkait langsung atau tidak langsung dengan masalah perburuhan.

Seperti kemampuan dan kehandalan melakukan aksi unjuk rasa atas nama kepedulian, kebersamaan serta aksi solidaritas dalam skala lokal maupun nasional dan internasional. Semua harus dapat serta mampu dilakukan dengan elegan. Sehingga penilaian positif dari semua pihak yang terdampak oleh gerakan atau aktivitas tersebut menimbulkan rasa simpati serta dukungan.

Hingga dampak bawaannya pun bisa menambah dukungan, budaya perkawanan yang bagus maupun jumlah anggota organisasi dapat terus bertambah dalam pengertian kualitas maupun kuantitasnya.

Ditulis Oleh: Ratuate & Jacob Ereste

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here