PIALA Dunia sepakbola 2018 akan segera digelar di Rusia, Benua Eropa patut berbangga dengan akan hadirnya event besar kelas Dunia ini. Tetapi tentu lebih bangga lagi Rusia selaku tuan rumah.
Betapa tidak, bekas negara komunis itu akan memperoleh keuntungan besar dari sektor pariwisatanya. Hotel-hotel tentu akan sibuk melayani para penggila sepakbola dari negera peserta. Sektor perdagangan di Rusia akan semakin maju dan menjadi negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang patut diperhitungkan pada tahun 2018 dan pada era berikutnya.
Menjadi tuan rumah Piala Dunia memang memberi keuntungan dari berbagai aspek. Ternyata bukan saja negara-negara di Benua Eropa dan Benua Amerika yang merindukan menjadi tuan rumah event bergengsi tersebut. Qatar adalah salah satu Negara Arab bahkan telah memenangkan perebutan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Itu artinya negara-negara Arab sudah sangat memahami betapa pentingnya bagi negara mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia. Qatar pun mulai berbenah mempersiapkan Infrastruktur yang dibutuhkan bahkan mempersiapkannya secara totalitas. Namun demikian ditengah persiapan yang luar biasa itu banyak pihak yang meragukan event besar itu dapat berlangsung di Qatar.
Salah satu diantara alasan yang sering muncul adalah pada saat penyelenggaraan event dunia itu justru Qatar memasuki musim panas. Sebagaimana kita ketahui umumnya negara-negara Arab ketika musim panas suhunya sangat tinggi.
Munculah sejumlah spekulasi yang meragukan dapat berlangsungnya event besar itu dan menyusul pertanyaan sanggupkah para peserta sepakbola dunia itu menghadapi musim panas yang menggila.
Walaupun Qatar sudah menjamin akan menyediakan tekhnologi untuk mengatasinya namun tidak lantas menghentikan diskusi panjang tentang hal ini.
Baca Juga: http://sbsinews.id/jangan-menghianati-bungkarno/
Sarman L Hakim adalah seorang aktifis persepakbolaan Indonesia yang sejak lama menyuarakan agar Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, dan demi memperjuangkan misi ini ia kerap hadir untuk meyakinkan dunia dimanapun event Piala Dunia di selenggarakan dengan melakukan kampanye- kampanye langsung ditengah penyelenggaraan Event Dunia itu.
Semangat besar itulah yang menghantarnya ke Afrika Selatan tahun 2010 dan Brasil Tahun 2014 ketika kedua negara itu menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Tidak hanya itu ia kerap mengunjungi event dimana Indonesia melakukan pertandingan di luar negeri. Salah satunya ketika Timnas sepakbola Indonesia bertanding dengan Timnas Republik Islam Iran di Teheran beberapa tahun lalu.
Sarman L Hakim hadir memberikan semangat kepada Timnas Indonesia. Gerakan Sarman L Hakim yang membanggakan ialah membuat organisasi Pecinta Sepakbola Nasional bernama Masyarakat Sepak Bola Indonesia ( MSBI).
Dengan MSBI inilah ia dan kawan-kawan mengkreasikan kampanye- kampanye Indonesia tuan rumah Piala Dunia 2022 dengan Slogan INDONESIA 2022 For The Game, For The world, To Save Our Planet.
Gerakan Sarman L Hakim terdokumentasi dengan baik dan dapat ditonton bersama baik ketika ia bersafari dari Piala Dunia ke Piala Dunia atau ketika ia mendaki Puncak gunung- gunung di Indonesia dan dunia dengan membawa Bendera Merah Putih raksasa, membawa gambar-gambar Ir Sukarno sang proklamator Kemerdekaan Indonesia.
Sarman L Hakim bahkan pernah berkali-kali bertemu langsung dengan pimpinan FIFA dimana FIFA sesungguhnya sangat mengharapkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Harusnya di Indonesia, bukan di Qatar. Ini jatah Asia dan setelah Korea Selatan-Jepang menjadi tuan rumah maka negara yang layak setelah keduanya adalah Indonesia, ujar Jebolan Universitas Indonesia ini.
Sarman L Hakim meyakini hanya sepakbolalah yang dapat merubah Indonesia, kebangkitan Bangsa Indonesia bisa terwujud melalui pagelaran Piala Dunia 2022 dan pemerintah Indonesia harus berani mengambil langkah itu.
Ia menunjuk Afrika Selatan adalah negara yang baru bangkit tetapi berani menggelar Piala Dunia, Afrika Selatan pun lolos krisis Internal yang melanda mereka. Menurutnya Piala Dunia di Jerman melumerkan kondisi tak sehat antara Jerman Barat dan Jerman Timur sekaligus memperbaiki hubungan Bangsa Jerman yang selalu dibayang-bayangi ketegangan.
Indonesia saat ini membutuhkan pagelaran Piala Dunia 2022 untuk mengatasi krisis internal negara kita yang akut. Sarman L Hakim sangat menyayangkan giliran Asia menjadi tuan rumah Piala Dunia dan peluang besar pada Indonesia belum mendapatkan sambutan baik dari Pemerintah.
Ditulis Oleh: Andi Naja FP Paraga