“Dari data yang dihitung Polda Banten dan Polda Lampung, kerugian materiil atas peristiwa air laut pasang di Banten dan Lampung sampai dengan 24 Desember pukul 07.00 WIB mencapai 817 rumah yang rusak,” kata Brigjen Dedi saat dihubungi, Jakarta, Senin.
“Satu mesjid di Lampung yang terdampak (musibah tsunami dan gelombang tinggi),” katanya.
Selain itu 85 warung mengalami kerusakan yang terdiri atas 60 warung di Banten dan 25 warung di Lampung.Juga 245 kendaraan bermotor (73 kendaraan di Banten dan 172 kendaraan di Lampung) serta 557 perahu (350 perahu di Banten dan 207 perahu di Lampung) rusak akibat peristiwa yang terjadi pada Sabtu (22/12) malam itu.
Gelombang tinggi dan tsunami melanda kawasan sekitar Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam, menimbulkan korban jiwa dan kerusakan di sebagian daerah Banten dan Lampung.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin pukul 07.00 WIB musibah tersebut mengakibatkan 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang mengalami luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi yang tersebar di lima kabupaten yakni Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.
Ribuan personel gabungan TNI, Polri, BNPB, Basarnas, sejumlah kementerian lembaga, relawan dan masyarakat saat ini masih berusaha mengevakuasi dan mencari para korban.(sumber Antara)