Herman, satpam korban gigitan anjing Pitbull di Sawah Besar, Jakarta.
Nasib nahas dialami Herman, seorang satpam di perumahan jalan Rajawali Selatan, Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Herman menjadi korban gigitan anjing jenis Pitbull. Ironisnya, anjing tersebut menyerangHerman karena perintah dari pemiliknya.
Akibat gigitan anjing ganas tersebut, Herman harus dirawat inap di RSUD Tarakan, Jakarta. Setidaknya, terdapat 22 titik luka di sekujur tubuhnya karena gigitan anjing itu.
“Lukanya ada 22 titik, kalau jahitan sih kurang tahu berapa. Banyaklah, sampai dioperasi segala,” kata Herman.
Herman bercerita awal mula peristiwa nahas itu terjadi.Bicaranya belum terlalu lancar, karena perban yang menutupi bagian rahangnya.
“Saya ingetin orangnya yang punya anjing, diikat biar gak gigit orang. Tapi dia malah bilang, ‘enggak bakalan anjingnya udah nurut sama gua, katanya gitu,” ucap Herman.
Dirinya kemudian sempat terlibat cekcok dengan pemilik anjing yang diketahui bernama Andre tersebut. Anjing itu sempat mengelilinginya, sebelum akhirnya menggigit.
“Untungnya ada orang yang nolong, bukain pintunya biar saya masuk. Saya susah payah masuk ke rumahnya,” katanya.
Kasus penyerangan itu sempat ia laporkan ke kepolisian. Namun akhirnya ia memilih untuk menyelesaikan secara kekeluargaan.
“Sudah (laporkan ke polisi), istri saya dipanggil ke Polsek. Akhirnya mediasi, ada saksinya Pak RT, Pak RW. Istri saya yang tanda tangan,” terang Ayah satu anak ini.
Herman menuturkan, keluarganya enggan melanjutkan kasus ini karena khawatir malah menimbulkan masalah baru.
“Istri saya sudah banyak pikiran, saya juga sampai sekarang masih banyak pikiran. Bukan apa-apa, mungkin ini bisa dilanjut, tapi nanti takutnya malah melebar ke mana-mana. Mending (kejadian) saya aja ini yang terakhir,” ungkapnya.
Sehari usai kejadian, dirinya sempat dijenguk di rumah sakit oleh pemilik anjing.
Herman mengatakan, saat itu Andre meminta maaf dan berjanji akan menanggung seluruh pengobatan.
Ia mengaku, yang terpenting saat ini Andre mau menjamin perawatannya hingga sembuh dan dapat bekerja lagi. Ia juga memahami keinginan warga setempat yang kecewa karena masalah berujung damai.
“Saya tahu warga emang udah pada kesel sama orang ini, karena yang ngingetin juga udah banyak. Tapi orangnya ngeyel gitulah bahasanya,” ujar Herman.
“Tapi saya takutnya malah nanti gimana-gimana kan. Udah saya yang penting udah buat perjanjian saksinya Pak RT, Pak RW, dia mau nanggung pengobatan sampai selesai. Kalau enggak nepatin janji baru kita laporin lagi,” lanjut satpam yang sudah bekerja selama tujuh tahun ini.
Herman juga mengucapkan terima kasih kepada warga yang menolong dan peduli kepadanya. Ia berharap, masalah yang ia alami bisa terselesaikan secepatnya.
“Saya yang penting bisa sembuh, kerja lagi. Yang penting dia nepatin janji, tuntutan warga biar dia enggak tinggal di situ lagi juga ditepatin. Dia kan tinggal kontrak, nah tanggal 20 Desember ini habis kontraknya,” pungkasnya.