Delapan Kesalahan Keuangan UKM:
1. CAMPUR KEUANGAN PRIBADI DAN BISNIS
Hal ini yang paling banyak terjadi di UKM, keuangan pribadi campur aduk dengan keuangan bisnis. Sehingga sering tak sadar yang kita gunakan sudah tidak hanya profit bisnis tapi sudah modal bisnis kita gunakan untuk kepentingan pribadi. Perlu kemauan, disiplin dan latihan yang terus menerus untuk memisahkan keuangan pribadi dan bisnis.
Beberapa solusi yang bisa dilakukan yaitu:
1.1 Buat rekening terpisah antara bisnis dan pribadi.
1.2 Owner digaji, kalau memang bisa digaji dengan gaji yang tinggi tidak apa-apa, dari pada ngambilin uang bisnis.
1.3 Dilarang memakai uang perusahaan untuk urusan pribadi (kalau memang dibutuhkan, bisa dicatat sebagai hutang, yang harus dikembalikan).
1.4 Dilarang menggunakan opersional bisnis yang sudah berjalan untuk memulai bisnis baru (harus menggunakan dana cadangan). Karena bisnis baru biasanya belum bisa berjalan dengan lancar, butuh waktu. Kalau menggunakan dana operasional bisnis yang sudah berjalan, maka bisa berdampak ke operasional bisnis yang sedang berjalan. Bahkan mungkin bisa membuat bangkrut bisnis yang sudah berjalan.
2. BOROS DI AWAL
Mudah tergoda belanja peralatan yang belum perlu, contohnya:
2.1 Utang bank untuk beli mesin, padahal mesin itu butuh waktu untuk set up, sedangkan pinjaman di bank terus berjalan. Solusinya bisa makloon atau bisa menyewa mesin.
2.2 Laptop baru
2.3 Web desain mahal
2.4 Kantor Keren
2.5 Furniture mahal
2.6 Rekrut banyak staff baru
2.7 Beli Aset (Aset adalah barang yang menghasilkan omset)
3. TIDAK PUNYA PENCATATAN KEUANGAN
Tidak punya pencatatan , menyebabkan banyak yang terjadi yang tidak kita sadari, diantaranya:
3.1 Penjualan dan pembelian banyak yang bisa dikorupsi atau di mark up.
3.2 Hutang piutang yang macet.
3.3 Tidak ada nya pencatatan STOK, membuat tidak ketahuan kalau ada barang hilang.
3.4 Uang masuk dan uang keluar tidak ada pencatatan, sehingga mudah di korupsi, mudah digunakan untuk hal yang tidak berkaitan dengan bisnis.
3.5 Karena merasa uang kita banyak, menyebabkan kita jadi boros, padahal itu adalah keuangan bisnis.
4. BESAR PASAK DARI PADA TIANG
Contohnya profit sehari Rp.50.000 tapi yang diambil Rp.100.000, Semakin hari modalnya semakin habis, padahal daganganya juga laris.Barang daganganya habis, uangnya juga habis.
4.1 Tidak pernah dihitung berapa profitnya, sehingga tidak tau berapa profitnya. Mesin juga perlu dihitung overheadnya, misalnya kita beli mobil untuk kepentingan bisnis, satu tahun penyusutanya misalnya 36jt, maka sebulan harus kita masukan biaya overheadnya 3jt/bulan. Perawatanya juga harus diperhitungkan, sehingga kita tau berapa sebenarnya profit dari usaha kita
4.2 Uang masuk dianggap uang profit. Ini yang paling bahaya, apalagi dibuat membiayai gaya hidup.
4.3 Mengambil atau memakai uang lebih besar dari profit.
4.4 Keluar biaya dulu, bahkan hasil dari hutang, berharap bisa ditutup dari income yang belum pasti. Ini yang paling bahaya, berapa banyak orang yang bangkrut karena hutang.
5. PINTER NGUTANGIN TAPI NGAK PINTER NAGIH
5.1 Cashflow Seret, omset tinggi tapi cashflow seret(uangnya ngak ada).
Uang ini mungkin bisa di :
5.1.1 Piutang
5.1.2 Bahan Baku
5.1.3 Kebocoran di dalam
5.2 Resiko Macet, piutangnya ngak bisa terbayar
5.3 Resiko dikorupsi
5.4 Ngutangin Orang atau Modalin Orang, masih inget kasusnya UKM yang konsinyasi di retail modern? ya seperti itu, UKM yang modalin ke orang. mereka dapat pembayaran yang lama, sedangkan retail dapat pembayaran setiap hari.
5.5 Beri diskon yang tunai di depan
6. TIDAK PUNYA DANA CADANGAN
6.1 Bisnis itu turun naik.
6.2 Jangan pakai kartu kredit, ini hanya akan menambah masalah.
6.3 Dana operasional cadangan minimal 3 bulan.
6.4 Kurangi Fix Cost
7. FIX COST TERLALU BESAR
7.1 Kurangi Fix Cost.
7.2 Alihkan ke Variabel Cost
contohnya Alihkan Gaji jadi Komisi, alihkan sewa jadi bagi hasil
8. TIDAK MERENCANAKAN ANGGARAN
8.1 Biaya jebol over budget.
8.2 Kehabisan BBM ya ngak bisa nglanjutin operasional.
8.3 Proyeksi pendapatan harus di dukung anggaran
Copas dr workshop Keuangan UKM TDA Sidoarjo