Sejarah Yang Hampir Terlupakan

Oleh: Andi Naja FP Paraga

Ujian terberat Partai Golongan Karya(Golkar) pasca reformasi adalah terbelahnya Partai berlambang Pohon beringin dalam dua Dewan Pengurus Pusat yaitu Partai Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie didukung Politisi Senior Akbar Tanjung dan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar yang dipimpin Politisi Senior Agung Laksono.

Kedua kubu berhadap-hadapan satu sama lain dengan perselisihan yang cukup runcing.

Masing-masing menyelenggarakan Kongres dan saling menganulir. Tentu kondisi ini menjadi perhatian besar publik mengingat perselisihan itu terjadi pasca Pemilu Presiden 2014, ketika Partai Golkar secara resmi mendukung pasangan Prabowo-Hatta namun sejumlah petinggi Partai Golkar juga mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Perseteruan dua Kubu Partai Golkar itu menyita perhatian kita semua, betapa tidak nyaris setiap hari rakyat indonesia menyaksikan hiruk pikuk perseteruan mereka yang kita saksika di Televisi, Koran-koran, Majalah-majalah hingga Media Sosial seolah tiada hari tanpa berita perseteruan partai Golongan Karya.

Sering kita melihat upaya pemerintah untuk merekonsiliasi kedua kubu dan proses itu kemudian mengantar Partai Golongan Karya untuk bersatu kembali sebelum Kongres.

Namun barangkali hanya sedikit orang yang tahu bahwa berhasilnya rekonsiliasi dua kubu tersebut ada peran dari Serikat Buruh Sejahtera Indonesia(SBSI). Adalah Prof. DR. Muchtar Pakpahan,SH.,MA. yang mencoba menginisiasi pertemuan kedua kubu lewat pertemuan di Restoran Handayani Matraman Jakarta Timur.

DPP SBSI) mengundang kedua kubu dan berkenan hadir. Pertemuan itu berlangsung tenang tanpa hiruk pikuk ketika Muchtar Pakpahan.SH. memposisikan diri sebagai mediator dan mempersilahkan kedua pihak untuk mengungkapkan pandangannnya secara bergantian. Nampak sekali tingkat runcingnya perbedaan diantara mereka namun masing-masing pihak bisa menahan diri. Kedewasaan berpolitik kedua kubu terlihat jelas walaupun saling beradu argumentasi.

Selaku Moderator pertemuan, kami menyaksikan merekam dan mencatat tidak hanya pembicaraan mereka baik intonasi suara, mimik wajah tapi juga cara berbicara, bahasa tubuh, ekspresi ketika berbicara dan ekspresi ketika mendengar argumentasi satu sama lain. Peristiwa ini tentu saja sangat menarik bagi SBSI, mengingat yang bertindak selaku penengah pertemuan itu adalah Muchtar Pakpahan selaku Ketua Umum SBSI dan untuk itu sejumlah Pengurus DPP SBSI hadir menyaksikan dengan seksama dari awal hingga akhir pertemuan.

Berkat Rahmat Allah Tuhan Yang Maha Esa pertemuan tersebut berlangsung tanpa hambatan, rintangan dan gangguan, namun tantangannya bagi SBSI khususnya bagi Muchtar Pakpahan.

Tidak hanya selaku Ketua Umum SBSI tapi juga selaku Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Kristen Indonesia(UKI) turut dipertaruhkan dan pada akhirnya kedua kubu bertekad untuk mengakhiri perselisihan. Diakhir pertemuan kedua kubu bersalaman hingga berpelukan satu sama lain. Kedua kubu saling menyapa tanpa sekat hingga berpisah.

Entah apa yang sedang terjadi pada kedua kubu tersebut pasca pertemuan yang difasilitasi dan dimediasi oleh SBSI, Namun beberapa bulan berselang Partai Golongan Karya pun berkongres tanpa hiruk pikuk hingga terpilih DPP Partai Golkar yang baru dan dipimpin oleh Ketua Umum yang baru Setya Novanto yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia(DPR RI).

Kini Partai Golkar dinakhodai Erlangga Hartarto Menteri Perindustrian Republik Indonesia dan mungkin saja tidak tahu bahwa SBSI turut memberikan Sumbangsih rekonsiliasi Partai yang berjaya di Era Orde Baru tersebut.

Namun bagi kami selaku bagian dari Peristiwa pertemuan kedua kubu Partai Golkar menilai inilah perestasi SBSI dan Muchtar Pakpahan yang paling mengesankan di era kepengurusan DPP SBSI Periode 2014-2018. Betapa tidak karena peristiwa semacam ini sulit terulang kembali mungkin untuk selama – lamanya.

Penulis :Sekjend DPP SBSI 2016-2018 danKetua MPO DPP FMIG SBSI 2018-2022.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here