Dalam acara ROSI Kompas TV 27-9-2018, Jend (Purn) Gatot Nurmantyo mengatakan ada 3 indikasi tentang bangkitnya PKI, yaitu: Siapa kekuatan dibalik penghapusan kewajiban untuk nonton film G30S/PKI kalau bukan PKI? Siapa kekuatan dibalik penghapusan mata pelajaran sejarah tentang PKI kalau bukan PKI? Siapa pihak yang ingin merubah TAP MPRS tentang pelarangan PKI kalau bukan PKI?
Pernyataan Gatot ini langsung dijawab oleh Usman Hamid bahwa logika Gatot ini melompat lompat, sulit dicerna oleh akal sehat.
Yang menghapus kewajiban untuk nonton film G30S/PKI itu Letjen. (Purn) Yunus Yosfiah, menteri penerangan di era Presiden Habibie, apakah dia PKI? Jelas bukan, Yunus Yosfiah yang juga penasehat di Timses Prabowo itu Letnan Jenderal TNI AD senior Gatot.
Yang menghapus mata pelajaran sejarah tentang PKI itu Yuwono Sudarsono menteri pendidikan juga di era Presiden Habibie, apakah dia PKI? Jelas bukan, dia itu profesor dan akademisi profesional.
Yang mengusulkan penghapusan TAP MPRS itu Gus Dur saat jadi presiden. Apakah Gus Dur itu PKI? Jelas bukan, Gus Dur itu ulama dan anak seorang ulama pemimpin NU yang ikut memerangi PKI. Gus Dur tidak mau TAP MPRS itu dipakai untuk mendiskriminasi orang yang tidak bersalah.
Dari fakta ini kita paham bahwa isu bangkitnya PKI itu hanya gorengan politik berdasarkan asumsi yang tanpa dasar fakta sama sekali dari seorang Jenderal, mantan Panglima TNI yang ambisius untuk menjadi presiden.
Sebagai mantan Panglima TNI yang memiliki intelijen, seharusnya dia bisa memaparkan data intelijen dan menunjuk hidung siapa-siapa yang mau membangkitkan PKI, bukan hanya asumsi yang tujuannya hanya untuk propaganda politik.
Terlihat sangat jelas Gatot hanya ingin menggoreng isu PKI untuk melakukan manuver politik kotor, membangun stigma bahwa ada pihak yang sedang membangkitkan kembali PKI di panggung politik kekuasaan Indonesia.
Jika isu yang ia mainkan mendapatkan reaksi gelombang dukungan, maka ia akan mendapatkan panggung untuk menjadi pemimpin walau tanpa memegang kendali partai apapun.
Gatot ingin memutar ulang tragedi 1965 yang memakan korban jutaan jiwa anak bangsa. Kita menolak faham komunisme tapi juga menolak kriminalisasi terhadap orang yang tidak bersalah yang dituduh PKI.
Gatot yang didukung oleh Donald Trump ini, ingin memerankan Soeharto baru yang berhasil menggulingkan Bung Karno untuk duduk menjadi presiden dengan dukungan strategi dan gerakan CIA yang memainkan skenario PKI.
Hati-hati dengan orang yang terlalu berambisi untuk jadi pemimpin, sebab orang yang terlalu berambisi itu kecerdasannya akan mengecil, akal sehatnya berkurang dan hati nuraninya tertutupi oleh ambisinya tersebut.
PKI itu kejam Jenderal, tapi jangan lupakan sejarah, Neo Khilafah juga kejam. PKI, DI/TII dan PRRI, mereka sama-sama ingin mencerabut Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Semua itu harus kita ganyang!!
KartoRest & @warassujiwo
#salamwaras