Sebagian masyarakat kota Palu yg bermental kriminal tampaknya memanfaatkan bencana gempa barusan ini sebagai peluang emas untuk memperoleh barang secara gratis, alias menjarah.
Berbeda dengan situasi pasca bencana di Lombok yg relatif aman-aman saja, di Palu aksi penjarahan oleh masyarakat terlihat marak.
Ini mungkin karena perbedaan kondisi demografis antara masyarakat Lombok dengan Palu sekalipun keduanya sama-sama tertimpa musibah yg serupa.
Pasca bencana, ada masyarakat Palu yg menjarah BBM di SPBU dan juga dengan membajak truk tangki yg ada di jalan.
Sepertinya adanya bencana ini justru dianggap sebagai peluang bagi mereka untuk memperoleh subsidi BBM gratis.
Truk kontainer juga menjadi sasaran empuk para penjarah. Ada berbagai macam barang berharga yg berhasil digondol oleh mereka dari dalam kontainer, yaitu komoditi dagang seperti sparepart, ban, oli, dll.
Toko-toko minimarket tentu tidak luput juga dari keganasan para penjarah yg menggondol sembako untuk memuaskan nafsunya.
Adanya bencana rupanya tidak membuat sebagian masyarakat Palu bertobat & prihatin, namun justru membangkitkan naluri kriminal mereka untuk menjarah.
Maraknya aksi penjarahan ini kalau dibiarkan akan mengundang & menggoda para kriminal dari kota lain untuk datang ke lokasi bencana.
Keputusan pemerintah utuk mengerahkan ratusan pasukan TNI ke lokasi bencana sangat tepat, karena selain untuk menolong korban, juga diharapkan bisa meredam liarnya aksi penjarahan di Palu.
Pepatah mengatakan musibah bisa membuat seseorang bertobat.
Namun pepatah itu sepertinya tidak berlaku di Palu, karena musibah ternyata justru membuat sebagian orang ada yg malah bangkit nafsu liarnya.
Bukannya bersyukur karena telah selamat dari bencana, tapi berkah keselamatan itu malah digunakan untuk menjarah.
Budz Kay
BeritaKomplit.com