Saya baca di Jawapost.com tulisan dengan judul di atas. Lalu saya kutip bahagian penting, karena materinya sangat penting diketahui publik.
Agar publik buruh mengetahui perkembangan politik secara berimbang dengan mendapatkan informasi faktual dan luas.
Rais amin pengurus besar Nadhatul Ulama KH. Ma’ruf Amin mengklaim bahwa PBNU akan mengerahkan seluruh warga Nahdien untuk mendukung Ma’ruf Amin di pilpres 2019.
Hal tersebut di sampaikan dalam acara silaturahim dengan madrasyah kader NU yang diprakarsai oleh PCNU Istimewa Arab Saudi.
Pernyataan Ketua MUI tersebut langsung mendapat respon keras dari Rais Suryah pengurus cabang istemewa NU tiongkok KH. Imron Rosyadi Hamid, yang mengatakan NU secara organisasi tidak mungkin dan tidak boleh terlibat dalam politik praktis sebab AD ART NU sudah jelas menyebutkan bahwa NU bukan lembaga politik jangan jadikan NU sebagai mesin elektoral katanya.
Dalam acara tersebut Ma’ruf mengatakan “bahwa PBNU akan mengerahkan seluruh kadernya dari bawah hingga pusat untuk mendukungnya dalam pilpres 2019”.
Imron menegaskan bahwa AD/ART juga menyebutkan bahwa pengurus NU yang telah di tetapkan KPU sebagai calon kepala daerag harus mengundurkan diri dari kepengurusan NU.
Pengunduran diri itu penting untuk menghindari penyalahgunaan kewenangan kata kandidat PhD hubungan internasional dari Jilin Unversity Tiongkok. Dia juga menegaskan bahwa aturan teersebut berlaku untuk semua pengurus dan tidak terkecuali dengan nama tertentu, aturan harus ditegakkan substansinya adalah mengembalikan NU sebagai lembaga sosial keagamaan bukan untuk kepentingan politik praktis tegasnya.
Imron juga yakin bahwa warga Nahdien kini sudah dewasa, Nahdien tidak mungkin diarahkan untuk mendukung satu pasangan tertentu.
Fakta di lapangan kader-kader NU ada di semua partai terangnya. Ia juga berharap warga PBNU tidak terlibat politik praktis dan membebaskan Nahdien untuk memilih pasangan capres cawapres yang dianggap terbaik. Henderik Hutagalung