Beberapa hari yang lalu, diperkirakan 120 ton ikan kerambah mati di danau toba, lokasinya di Pangururan kabupaten Samosir. Ini menjadi image buruk terhadap wisata Danau Toba.
Harus ada pilihan pemanfaatan danau toba yang sangat indah, jadi destinasi wisata atau kerambah ikan. Dari berbagai aspek pilihan yang tepat adalah destinasi wisata. Memelihara kelestarian dan keindahan Danau Toba sebagai ciptaan Tuhan. Memperlihatkan uniknya Budaya Batak. Menciptakan lebih banyak lapangan kerja yang sudah tentu menambah devisa negara.
Pemerintah RI dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tetapkanlah Danau Toba sebagai destinasi wisata, kemudian tutup kerambah ikan. Kalau tetap ada kerambah ikan, sulit memulihkan Danau Toba sebagai destinasi wisata.
Sebagai informasi, adanya kematian ikan ini Bupati Samosir Rafidin Simbolon menyampaikan agar pemilik KJA (Keramba Jaring Apung) yang menjadi korban kematian ikan sejumlah 18 KK dengan jumlah total ikan yg mati diperkirakan sebanyak 180 ton, yg terdiri dari ikan mas dan ikan nila. Dugaan sementara penyebab kematian ikan tersebut adalah karena ikan kekurangan oksigen.
Hal ini terjadi akibat adanya perubahan cuaca yang ekstrim yg berpengaruh terhadap perbedaan suhu air dipermukaan dan di bawahnya yg menyebabkan pergerakan massa air dari bawah ke permukaan. Pergerakan massa air secara vertikal (up welling) ini membawa nutrien dan partikel – Partikel dari dasar perairan yg membuat pasokan oksigen untuk ikan menjadi berkurang.
Penyebab lain akibat tingginya kepadatan populasi ikan dalam kotak KJA hal ini sangat mengganggu sirkulasi oksigen yg mengakibatkan kurangnya pasokan oksigen dan menyebabkan kematian ikan.
Disamping itu, lokasi KJA terlalu dangkal diakibatkan surutnya air danau toba dan dasar perairan berlumpur.
Tindakan yg telah dilakukan oleh Pemkab Samosir adalah: Pertama; Bupati Samosir beserta SKPD terkait, TNI dan POLRI telah melakukan kunjungan lapangan untuk meninjau lokasi kejadian. Kedua; Bupati Samosir menginstruksikan agar dilakukan evakuasi ikan yg mati dari KJA dan mengubur di darat dengan menggunakan alat berat (Escavator) dan dibantu oleh SKPD terkait seperti Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, BPBD,Kecamatan Pangururan Pintu Sona dan masyarakat sekitar. Ketiga; Saat ini Dinas Pertanian telah membawa sample berupa ikan, air dan pakan untuk diteliti di laboratorium medan untuk memastikan secara ilmiah apa penyebab kematian ikan tersebut.
Kepada masyarakat pemilik KJA dihimbau agar mengosongkan KJA minimal 2 bulan dan mencuci net dan semua peralatannya agar situasi normal kembali.
Sebagai penutup, himbauan tersebut ditingkatkan menjadi keputusan pemerintah hentikan usaha kerambah ikan, pusatkan Danau Toba sebagai destinasi wisata manca negara.
Oleh: Muchtar Pakpahan.