Oleh : Andi Naja FP Paraga

Lima tahun terakhir ini Saya berteman dengan sejumlah pedagang kelapa muda di Tanah Tinggi Johar Baru Jakarta Pusat. Saya tidak hanya mengenal nama-nama pedagang tersebut, tetapi juga pelanggan-pelanggan yang Cuma mengecer , bahkan sampai pelanggan – pelanggannya dari restoran-restoran dan Warung Padang. Selain itu Saya juga mengenal para pembeli yang lansung minum di dilapak tempat turunnya kelapa muda dari luar kota. Kelapa – kelapa itu diangkut dengan mobil truk dari Tangerang atau Serang.

Dari beberapa pemilik lapak kelapa mudah itu diperoleh informasi bahwa mereka mengambil kelapa untuk dijual kembali tidak menggunakan modal. Pada awalnya mereka mengambil saja terlebig dahulu dari pemilik kelapa, mereka hanya  bermodal saling percaya. Selanjutnya ketika dikirimi kelapa yang kedua barulah kiriman pertama dibayar,begitu seterusnya hingga saat ini. Hal ini dapat dikatakan menggunakan sistim titip jual.

Saya menyebut mereka sebagai Pengusaha Kelapa Muda. Betapa tidak,  usaha tersebut disamping bisa menghidupi dirinya dan keluarga juga bisa menghidupi para pengecer-pengecernya. Usaha ini ternyata sudah berlangsung turun temurun dan para pedagang saat ini adalah generasi kedua yang melanjutkan usaha dari keluarga mereka sebelumnya. Jumlah kelapa dalam satu kali turun oleh satu truk biasa berjumlah  1000 buah kelapa muda biasa dan  ratusan kelapa mudah berjenis kelapa hijau. Dari hasil pantauan saya, sekitar tiga kali dalam seminggu mereka mendapatkan dropinan  kelapa mudah. Itu artinya sekitat 3000 buah kelapa dalam satu minggu untuk setiap lapak.

Kelompok Pedagang Kelapa Muda ini tidak tergabung dalam sebuah Asosiasi Pedagang atau asosiasi Pengusaha yang ada atau mungkin saja mereka tidak merasa penting untuk berorganisasi, mengingat keakraban antara pemilik kebun kelapa dengan pedagang kelapa sudah memiliki hubungan emosional yang baik dan sudah terjalin cukup lama  yaitu sudah berlangsung selama dua generasi. Walau demikian saya merasa kelompok ini perlu diajak untuk menjadi bagian dari kita, semua karena usaha mereka adalah usaha yang digerakkan oleh rakyat dan untuk rakyat.

Usaha ini dapat dibuktikan kontinuitasnya dari tahun ketahun walau dengan pola perdagangan yang konvensional. Saya kira para pedagang es kelapa tanpa kelompok ini tak bisa berjualan, bahkan Warung Makan  Soto Tangkar di Tanah tinggi III (tidak jauh dari lepak kelapa mudah) yang sebagian besar Pelanggannya berasal dari Kelompok The Havest sangat membutuhkan jasa pedagang es kelapa disekitarnya. Biasanya Warung Soto Tangkar akan memesan es kelapa mudah dari pedagang disekitarnya ketika pelanggannya memesan es kelapa mudah. Untuk pembayarannya dilakukan sore hari ketika warung Soto Tangkar akan tutup.

Ada kondisi yang menggairahkan adalah ketika Bulan Ramadhan (Bulan Puasa) karena Jumlah pedagang es kelapa mudah dadakan bertambah dan semuanya memesan kelapa muda dilapak yang ada. Tentu kebutuhan akan kelapa mudah sangat tinggi sejak awal puasa sampai hari ke duapuluh.Tapi ketersediaan kelapa muda memang selalu ada. Pedagang es kelapa mudah juga meraup keuntungan yang lumayan. Yang menarik pedagang es kelapa mudah dadakan itu tidak bingung untuk mengongkosi diri dan keluarganya untuk mudik dan balik saat hari raya,kata mereka cukup jadi pedagang es kelapa muda dadakan saja urusan mudik dan baliknya bisa diatasi.

Nah..Apa yang bisa kita perbuat untuk mereka rasanya perlu difikirkan bersama..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here