Upacara 60 tahun pengambialihan Semen Padang dari pemerintah Belanda di Padang, Kamis (5/7). Antara Sumbar/istimewa.

Padang – Produsen asing khususnya semen Cina semakin gencar memasuki pasar dalam negeri. hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Semen Padang Yosviandry dalam upacara peringatan 60 tahun pengambilalihan PT. Semen Padang dari pemerintah Belanda.

Ia juga mengungkapkan bahwa perusahaan nasional saat ini juga dihadapkan dengan tantangan baru yaitu keluarnya kebijakan Permendag 07 tahun 2018 tentang diperbolehkannya impor klinker dan semen ke Indonesia.

Disisi lain harga pokok semakin meningkat dengan naiknya BBM dan batubara dunia sehingga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang berdampak pada tingginya harga suku cadang, persediaan dan peralatan impor, katanya.

“Dampak yang paling dirasakan saat ini adalah turunnya laba perusahaan dalam lima tahun terakhir. Pada 2012 Semen Padang mencatatkan laba bersih sebesar Rp927,69 miliar, 2013 meningkat menjadi Rp1,04 triliun. Lalu, pada 2014 turun menjadi Rp927,61 miliar, 2015 turun menjadi Rp722,83 miliar, 2016 sedikit naik menjadi Rp723,80 miliar dan 2017 turun menjadi Rp498,76 miliar,” ungkapnya.

Lebih lanjut diungkapkannya bahwa tahun 2013 menjadi merupakan masa keemasan bagi industri semen nasional karena hanya ada tujuh pemain semen di tingkat nasional.

” Kini jumlahnya sudah15 pemain, tak hanya dari pemodal dalam negeri, namun juga perusahaan semen top dunia,” ujarnya.

BACA JUGA: http://sbsinews.com/upah-jukir-dinilai-masih-terlalu-rendah-dishub-kota-solo-lakukan-kajian/

Disaat meningkatnya kapasitas produksi, permintaan nasional tidak bertumbuh positif seperti yang diharapkan. Mirisnya, kondisi tersebut diiringi pula dengan kenaikan harga pokok produksi.

“Ketika terjadi perang harga di pasaran, sejumlah pemilik ada yang memilih menurunkan harga, dan bahkan ada pula yang memberhentikan sementara karyawan, “katanya.

Akan tetapi ia berharap di 2018 pencapaian laba bersih bisa meningkat di atas tahun 2017 dengan melakukan upaya-upaya efisiensi untuk mendongkrak kinerja keuangan.

Namun untuk bisa kembali memenangkan persaingan tidak cukup hanya berhemat, perlu muncul ide-ide kreatif untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dengan mengoptimalkan aset – aset perusahaan,” katanya.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here