Di masa silam ada ungkapan kondang yang berbunyi “Buruh Industri adalah anak kandung kaum tani.” Ungkapan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat untuk konteks jaman ini, tetapi setidaknya di dalamnya mengandung satu hal.
Anak-anak dari keluarga tani miskin atau buruh tani, yang tidak memiliki cukup lahan akibat ketimpangan kepemilikan lahan, terpaksa pergi ke kota mencari penghidupan yang lebih baik. Jumlahnya tidak sedikit. Terus bertambah seiring sulitnya kehidupan di pedesaan. Sampai sekarang kita bisa periksa di barisan anggota serikat buruh, cukup dengan bertanya “Siapa diantara kalian yang anak-anaknya keluarga petani?”, selalu masih ada yang mengacungkan jari.
Anak-anak petani yang pergi merantau lantas bersua dengan angkatan kerja perkotaan. Menumpuk jadi satu, menjadi cadangan angkatan produksi yang besar. Sementara sentra-sentra industri yang tersedia cukup terbatas. Berebutlah mereka. Di sini berjalanlah hukum “supply and demand” sederhana. Yang butuh kerja menggunung, yang tersedia sedikit. Harga tenaga kerja pun turun/murah. Yang tak tertampung dalam industri, sebagian akan menjadi basis dari apa yang dinamakan ‘kaum miskin kota.’
Kondisi ini melahirkan basis bagi apa yang dinamakan “politik upah murah” dan hubungan industrial yang longgar (kontrak dan outsoutcing). Orang sudi dibayar berapa saja dan bekerja dengan ikatan kerja yang selonggar apapun, yang penting bisa kerja. “Yang ngantri banyak”, celetuk seenaknya dan biasa kita dengar dari mulut HRD.
Jadi hanya dengan Reforma Agraria Sejatilah, ketimpangan kepemilikan lahan di pedesaan bisa dilenyapkan, untuk kemudian menciptakan lapangan kerja yang lebih luas di pedesaan. Itu berangsur-angsur akan menahan laju migrasi ke kota. Dan kemudian politik upah murah bagi buruh bisa mendapatkan basis ekonomi dan sosial untuk dihapuskan. Hanya dengan mendukung perjuangan Reforma Agraria Sejatilah kelas buruh Indonesia juga bisa mendapatkan dasar bagi penghapusan kontrak dan outsourcing. Pendeknya, Reforma Agraria Sejati adalah agenda perjuangan kelas buruh Indonesia juga! Buruh memiliki kepentingan langsung di dalam agenda itu!!
Akhirnya, di masa lalu ada ungkapan yang terkenal dan rasanya tetap relevan “Kaum Tani adalah sekutu paling terpercaya dari Kelas Buruh!”
M Said Iqbal
Presiden Partai Buruh