Dengan uang segudang, siapapun bisa melakukan apapun.
Pasangan seleb Baim Wong & Paula punya uang segudang, maka mereka pun bisa melakukan apapun sesuka mereka, termasuk menabur rupiah ratusan juta atas nama hukum; mematenkan Citayam Fashion Sreet (CFS) atau Citayam Fashion Week (CFW) ke Dirjen HAKI.
Anak-anak Sudirman Citayam Bojonggede Depok (SCBD) yang menciptakan CFS/CFW sesungguhnya yang punya hak paten di Dirjen HAKI, bukan perusahaan atas nama perusahaan Baim Wong & Paula.
Andai saja niat baik yang disampaikan berbusa-busa di Dirjen HAKI itu benar-benar atas nama anak-anak SCBD, maka angkat topi setinggi-tingginya atas kebaikan itu. Tetapi manakala justru perusahaan mereka berdua yang menjadi pemilik paten CFS/CSW, penghormatan pun jatuh hingga titik nadir.
Apa yang mereka lakukan meneguhkan peribahasa lama “pecuniam caeca est”, uang itu buta (meski mungkin bermata). Dengan uang berkopor-kopor itu pulalah Baim Wong & Paula menjadi gelap mata, bahkan “kebutaan” itu mereka tunjukkan kepada publik secara “openbaar”, terbuka lebar dan telanjang.
Mereka tidak peduli sebagian publik yang menghujat dan mempertanyakan niat baik yang semula sempat mengemuka, bahwa masih ada orang tajir melintir yang baik hati dan peduli terhadap kreativitas anak-anak SCBD. Akan tetapi ketika “udang di balik batu” itu tesingkap, maka yang terlontar ucapan “tamak”, “greedy”, “tak tahu malu” dan umpatan sarkastis lainnya.
Jelas Baim Wong & Paula sudah menghitung konsekuensi dengan mematenkan CFS/CFW, di mana siapapun yang menggeber aktivitas di seputar Dukuh Atas (Haradukuh) harus atas seizin perusahaannya. Dengan kata lain, hanya perusahaan Baim Wong & Paula sajalah yang berhak “memonetisasi” CFS/CFW dengan atau tanpa kehadiran anak-anak SCBD. Bau monopoli pun meruap.
Demikian telanjangnya kapitalisme unjuk kuasa di depan publik, meneguhkan asumsi lama bahwa kaum posmo yang tidak lepas dari hegemoni produksi itu ingin menciptakan produk baru dari hulu sampai hilir dengan benteng legalitas paten HAKI untuk menangguk keuntungan sebesar-besarnya. Bayangan “zoon economicon” sedang mengendap-endap, siap menyergap.
“Pecuniam non olet”, meski uang tidak berbau, tapi publik membaui permainan Baim Wong & Paula ini. Percayalah.
Agar kehormatan tidak menguap dan cap “greedy” segera lenyap, sudahilah sepak terjang berbalut uang ini, Baim Wong & Paula. Cabut kembali paten yang sudah didaftarkan dan segera ubah bahwa hak paten ada pada anak-anak SCBD. Merekalah pemilik paten yang sah, bukan kalian berdua, dengan dalih hukum sekalipun.
Untuk Dirjen HAKI, jika Baim Wong & Paula tidak segera menarik paten yang didaftarkan itu, anulir segera hak paten itu, jangan dikabulkan dan berikan kepada anak-anak SCBD sebagai pemilik paten yang sah. Niscaya sebagai lembaga legal Anda akan dianggap mendengar harapan publik yang ingin sportivitas dan kejujuran diletakkan di atas segalanya dalam sebuah permainan.
Benar bahwa “nature” manusia itu “homo ludens” (makhluk bermain), tetapi bukan berarti seenaknya memainkan uang dan orang-orang demi keuntungan sendiri.
Paham ‘kan apa yang saya maksud, Mas Baim dan Mbak Paula!?
Penulis :
Pepih Nugraha