Sebetulnya situasi sekarang ini merupakan bagian dari suatu kisah yang jauh lebih besar dari pertumbuhan demokratisasi bangsa ini. Amerika memerlukan waktu 200 tahun untuk membangun demokrasinya, sementara Nabi Muhammad yang memiliki 23 tahun perjuangan masih membutuhkan 12 generasi (khalifah) untuk mengokohkan ajaran Islam yang benar agar mengakar di hati masyarakat. Jadi memang perjalanan demikian panjang, dan selama itu diperlukan upaya penyebarluasan pesan menyoal kesadaran negara bangsa. Karena itulah kita semua yang termaktub dalam civil society perlu ambil bagian pada semangat pembangunan yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat dan bahkan ummat manusia.
Revolusi adalah omong kosong sosial ideologis bila hal itu dimaksudkan di masa ini, dan pemberontakan adalah sebuah kemalangan saja, bukan saja memakan anaknya sendiri tetapi juga hanya akan menghancurkan peradaban sama sekali. Semua tindakan bughot wajib kita perangi. Bayangkan, betapa lelah para pendiri dan pahlawan yang telah mengolah dan menghimpun bertahun tahun melalui karya bakti dan khidmat mereka demi kesejahteraan kita bersama, kini hendak diledakkan oleh satu golongan yang ingin membangun budaya monolitik di Tanah Air kita, dengan merusak begitu banyak khazanah dan keragaman budaya kita.
Tentu jawaban di kesadaran “Kebangkitan Nasional” kita adalah “Tidak!”
Tidak kepada kebusukan orang orang serakah akan hasrat kekuasaan dan tolol beserta seluruh keturunannya yang berkehendak memporak porandakan proyek besar kemanusiaan kita. Sikap tegas mesti kita kedepankan.
Secara bergotong royong, siapapun dan dari manapun asal kita dilahirkan, adalah satu dalam kebhinekaan; Indonesia. Satu dalam landasan perekatan; Pancasila, adalah sekumpulan besar yg bekerja keras dalam cakupan yang meliputi seluruh aspek pengalaman manusiawi, untuk berkeadilan dan sejahtera dimana kita mengambil tanggung jawab dalam tata alam ciptaan.
Maka jadilah manusia Indonesia yang semestinya. Di dalam setiap diri individu kita tinggal satu cahaya yg hidup, suatu kesadaran yang cinta dan belas kasihnya tak pernah berkurang, suatu kecerdasan abadi yang kebijaksanaannya, sekali dibangkitkan, memberikan penjelasan dan solusi atas segala tantangan, penderitaan dan kesedihan yang kita lihat terjadi di sekitar kita..dan di dalam diri kita.
Jadikan Harkitnas ini pintu gerbang keinsafan, dan kemenangan merupakan suatu yang patut disyukuri dengan mendalam dan khusyuk ini seperti membuka pintu pertama agar kita bisa terus melangkah menuju sesuatu yang lebih terang benderang, menemukan kehidupan berbangsa yang lebih tinggi. Mari tetap berpegangan erat erat berlandaskan falsafah Pancasila sakti. Akhiri segala bentuk radikalisme dan fanatisme yang terlahir dari perbedaan perbedaan yang ada dalam angan angan, lalu kita mulai sebuah pranata baru yang membebaskan kita dari ranah keterbelakangan dan ketakutan yang menyandera kesadaran kita.
Mari bangkit semua dan Merdeka!!!
Maju jaya Indonesia Raya!!!
Redaksi SBSINEWS
21 Mei 2022