Dulu kami 60 orang, sekarang tinggal sendirian merangkap berbagai hal. Kata pak konkon dari PT Balai Iklan milik koran pikiran rakyat.
Media masa cetak roboh, akibat perubahan pola baca dari kertas ke media digital.

Sebelum ada Covid-19, masih ada hotel hotel yang ngiklan. Tapi setelah Covid-19 hotelnya juga tutup, jadi apa yang mau di iklan kan”, masih kata pak konkon.

Dahsyat memang perubahan jaman itu, ditambah tragedi Covid-19.gabungan dari banyak kehilangan kerja juga kehilangan nyawa sekaligus.

Dulu bagi mahasiswa jurnalistik yang sekolah di Bandung, Koran Pikiran Rakyat adalah sinar terang yang dikelilingi laron, dia harapan banyak insan yg ingin berkarir di media masa.

Sekarang yang repot bukan cuma koran perusahaan yang asal tirasnya lebih dari sejuta ,jadi tinggal 18 ribu eksemplar. tapi hampir banyak media masa.juga mengalami nasib serupa. Beruntung orang yang masih punya kerja, dan masih mau ada yang bayar, apapun itu pekerjaannya.

Kemarin saya ada yang manggil dari pabrik,berkaitan keahlian saya di bidang software garment. saya bilang kalau kerusakannya mekanik, saya gak ngerti, saya hanya ngerti software aplikasi khusus saja, tapi tetep diminta datang. Ketika saya datang, saya tanya orang orang yang dulu saya kenal, ternyata sudah banyak PHK.
Sama dahsyatnya dari mempekerjakan ratusan penjahit, tinggal sisa tiga line saja, 30 han orang.

Berat situasi yang kita hadapi ini saudara saudara ku, kepada Tuhanlah kita berserah diri dan memohon pertolongan.

Iwan Sofwan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here