Dear Pak Jokowi yang saya hormati.
PCR sempat turun dari harga Ro 495 ribu. Banyak Laboratorium PCR sebenarnya sudah menjeritt dalam hati karena harga segitu untungnya tipis untuk beberapa merk dan beberapa merk lain sudah tidak bisa jual,meski main 1/2 volum.
Ijin kilas ke belakang Pak. 2 tahun terakhir laboratorium PCR tersebut berdiri utk membantu Indonesia menyesaikan pandemi. Semua usaha bidang apapun didirikan pasti untuk untung itu Wajar paling tidak para pengusaha di bidang Diagnostik ini menyerap tenaga kerja sesuai bidangnya. Menurut pengamatan dan perhitungan saya, ada sekitar 150-an Laboratorium PCR baru berdiri sekitar 7 bulan terakhir(Karena waktu saya bergabung d Lab PCR tempat saya terakhir bekerja lab tersebut masih baru dan dapat nomor urut 400-an untuk NARnvya. Itu bulan Maret 2021.Saat ini total 740-an Lab PCR seluruh Indonesia yang sudah mengantongi izin.
Hari ini saya dengar harga PCR turun mjdi rp.300 ribu, apakah benar demikian Pak?
Pak..ijin memberikan opini saya setau saya dengan menurunnya pasien covid, Laboratorium PCR saja sudah tidak tau itu alat mau diapakan,yang mendirikan lab PCR di tahun pertma pandemi covid,merekalah yang sudah meraup bnyak keuntungan. karena disitu masa emasnya. tspi yang berdiri di awal tahun kedua pandemi(awal 2021)baru mungkin balik modal di bulan juni-juli 2021?pas puncak pandemi ke2. kemungkinan juga, ada yg belum balik modal(modal lab BSL2 alat PCR paling murah ,alat China Rp.400jt+Extraksi Rp.150jt+Reagen PCR dan Ektraksi(yg 1kitnya rata Rp25jt untuk 96 pasien.Belum BSL2 nya.kalai mobile PCR paling murah Rp1M -an hingga Ro2,5M Milyar modalnya, karena selesai puncak ke-2 dari semenjak pandemi sudah mulai penyesuaian hrga pertama. Sekarang penyesuaian harga ke-2? Rp300 ribu, lab PCR yang baru berdiri 3-4 bulan terakhir sudah dapat dipastikan belum balik modal,Apakah bapak tahu biaya pembuatan BSL2 berikut isi dan persyaratannya?(hepafilter,tekanan negatif dan sebagainya?!!kebutuhan listriknya juga sangat tinggi Karen alat harus dalam suhu ruangan dingin biar tidak ngadat. Coba saja bapak cek BRP biaya listrik bulanan BSL2?alat harus stand by 24 jam meski ga beroperasi .Tidak boleh dimatikan. Lab harus punya Genset karena alat tidak boleh mati mendadak jika mati listrik).
Sebenarnya yang teriak-teriak minta turun juga saya mau bilang,”lu kerjain aja sendiri punya PCR nya kalau memang butuh!” Tidak usah teriak-teriak turun harga kalaou tidak tau jalannya darimana. Helloo….(tanpa mengurangi rasa hormat,kalau tidak sanggup bayar jangan periksa .Kalau mau murah atau gratis periksa aja sendiri.kerjakan sendiri,bikin lab sendiri).
Pengalaman di lab setiap reagen dan alat punya tingkat sensitivitas dan spesifisitas yg berbeda. Artinya,akurasi dan presisi hasil yang keluar tergantung dsri kwalitas reagensia dan kemampuan deteksi alat yang berbeda. Dari dulu hukum ini sudah berlaku. Yang tidak mengerti,berkoar-koar saja.. kami mah cuma bisa ketawa melihat “Ke-Asbun-annya” yang asal ngomong tidak dipikir dulu.atau sekedar ikut-ikutan biar ramai.
Salam Waras dari saya besok-besok kalau mau ngomong pakai data dan ilmiah sedikit jangan cuma harga doang patokannya ya tidak usah bandingkan dengan India.
Negara India secara perekonomian masih di bawah kita dan PCR harga bisa Ro98rb per paket Reagen dan alat apa?sedangkan modal kaset rapid tes antigen Rp 25ribu – Ro35ribu merk standart.jangan tanya merk Abbott Panbio berapa? kalau mau tau,tanya orang lab masa Iya harga PCR sama dengan harga RT Antigen. darimana jalannya? modal berapa,disuruh jual berapa?
Memukul rata harga sama dengan menyuruh bunuh diri lab PCR&Distributo/suplierr alat dan Reagen.
Yang teriak- teriak mafia PCR,tolong suruh tunjukkan mafianya yang mana pak dan siapa? Itu otaknya mesti gak ada isinya.
Sudah dari zaman dahulu kala yang saya sampaikn diatas itu penyebab perbedaan hsrga.
Reagen china paling murah Rp.130rb/tes dengan metode yang spesifisitas dan sensifisitasnya rendah,artinya dsitu rentan kemgkinan hanya pasien negatif palsu atau positif palsu. Harga reagen termahal Rp1jt/tes(belum filter teipon steril,listrik,reagen penunjang seperti alkohol/desifectan,aqua dest untuk sterilisasi elusi,swab vtm d autoclave dll,bsyar karyawan).belum jika terjadi pengulangan karena meski prosedur PCR terlihat sederhana dibutuhkn petugas dengan skill khusus dengan awareness yang tinggi karena sampai tube itu bening dan tidak bernomor.penomoran hanya di urutan vtm dan berdasarkan penomoran letak yang sudah dibakukan,belum resiko mereka terpapar.
Mereka – mereka ini sudah berjasa membantu Indonesia menangani pandemi. Juga support distributor dan suplier kepada lab – lab PCR tersebut selama 2 tahun ini dalam menangani pasien covid.
Apakah Bapak sudah dberitahu oleh penasehat Bapak sebelum menurunkan harga PCR bahwa ketersediaan alat dan reagen kita serta penunjangnya semua Import? Lan PCR milik pemerintah sudah pasti tidak ada masalah karena mau harga naik /turun toh yang menyediakwn alat dan reagen uang pemerintah..
MASALAH BESAR ADA PADA LAB PCR SWASTA .
kebayang,meski mereka putar otak dan main setengah volume tetap tidak menutupi biaya operasional. Lalu apa yamg akan terjadi?
Lab PCR yg kemsrin sempat raup untung juga pak,uangnya sudah harus dipkai subsidi silang dalam keadaan seperti sekarang ini pasien cov-19 sudah turun,harga dihancurkan.mereka tidak bisa lgi jualan. Perang hsrga terlalu sadis. Masyarakat minta murah – murah
tanpa pikirkan Modal Para Pengusaha DIanostih tersebut. Seperti tong kosong nyaring bunyinya.
.
Sekarang karena bapak turunkan harga Rp 300ribu/test, Laboratorium – laboratorium ini terancam bangkrut.
Oh ya, bukan cuma LAB PCR-nya tapi juga Suplier/Distributor Alat dan Reagen. Lalu kalau Perusahaan gulung tikar dan mem-PHK Karyawannya?.Tinggal kalikan Saja jumlah AB/Perusahaan dengan rata -rata karyawannya.
Indonesia Bangkit dan Lepas dari Covid-19 ,eh FASKES dan NAKES terpuruk seperti Pepatah “HABIS MANIS SEPAH DIBUANG”.
Bapak Presiden Yang Terhormat, Yang harus diubah adalah PERATURAN PENERBANGAN DOMESTIIK bukan harga PCR. Ini kalau boleh menyuarakan Suara hati OWNER LAB PCR dan PERUSAHAAN DISTRIBUTOR ALAT REAGEN.
inilah pemikiran saya
Titip tolong periksa proyek PCR Puskesmas Jakarta di setiap wilayah. Ada indikasi kecurangan di sana. Kemungkinan rekayasa hasil PCR masyarakat untuk sekedar memenuhi kuota. Lumayan kan selamatin uang negara.
Rismanila Nababan