Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) J.E. Sahetapy meninggal dunia pada Selasa (21/9), pukul 06.57 WIB pagi tadi.
Kabar itu dibenarkan oleh Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair, dr Martha Kurnia Kusumawardani. Ia menyebut, informasi itu didapat dari keluarga mendiang.
“Benar, beliau meninggal tadi pagi, sekitar pukul 6-7 pagi,” kata Martha saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com
Prof Sahetapy, begitu ia biasa dikenal, meninggal pada usia 89 tahun. Namun, Martha tak mengetahui apa penyebab pasti kematian pakar hukum tersebut.
“Karena usia. Kami masih menunggu informasi dari keluarga,” ucapnya.
Martha menambahkan, rencananya mendiang pria kelahiran 6 Juni 1932 ini akan disemayamkan di rumah duka Grand Heaven.
Martha mengatakan, Unair pun menyatakan duka cita mendalam atas meninggalnya salah satu guru besarnya. Unair kehilangan tokoh yang memiliki dedikasi tinggi terhadap dunia hukum dan pendidikan di Indonesia.
“Kami berdukacita atas meninggalnya Prof Sahetapy. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran,” ujar dia.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, ikut menyampaikan kabar duka itu lewat akun Twitter miliknya,@jansen_jsp, Selasa (21/9).
Menurutnya, Jacob merupakan seseorang yang memiliki integritas dan ilmu yang luar biasa. Ia pun menyampaikan, sosok yang memiliki disertasi terkait hukuman mati itu merupakan kebanggaan bagi orang-orang yang pernah menimba ilmu di FH Unair.
“Telah meninggal dunia pagi ini Prof J.E Sahetapy dlm usia 89 thn. Seorang Guru Besar dgn tempat istimewa didunia hukum Indonesia, dgn integritas & ilmu yg luar biasa. Disertasinya soal “hukuman mati” kampiun pd masanya. Namanya telah jd kebanggaan kami pernah kuliah di FH Unair,” ucap Jansen.
Jacob Elfinus Sahetapy atau yang lebih dikenal sebagai Prof Sahetapy adalah guru besar ilmu hukum Universitas Airlangga, Surabaya. Ia lahir pada 6 Juni 1932 di Saparua. Setelah lulus SMA di Surabaya ia melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
Ia kemudian meneruskan studinya di University of Utah, Amerika Serikat pada 1962. Sepulangnya dari kuliah di negeri Paman Sam itu, ia dituduh sebagai mata-mata CIA dan baru bisa mulai mengajar pada tahun 1979.
Tak hanya mengajar di Universitas Airlangga, ia juga memiliki karier akademis di Universitas Diponegoro dan Universitas Indonesia.
Sahetapy pernah masuk dalam gelanggang politik dan menjadi anggota DPR RI Komisi II dari Fraksi PDIP yang mana ia aktif di dalamnya semenjak 1999-2004.
SUMBER : CNNINDONESIA.COM