SBSI NEWS
PONTIANAK, 16 September 2021.

Hati- hati dengan postingan foto di WA Group. Kata- kata ini menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan oleh siapa saja yang senang mengambil gambar (foto) orang lain. Mungkin kalau hanya mengambil foto belum menjadi masalah yang besar berbanding apabila foto itu di-posting di medsos.

Hal ini yang menyebabkan seorang Buruh Pemanen buah, Perkebunan Kelapa SAWIT PT. Cipta Tumbuh dan Berbuah (PT. CTBU) Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.
Tanggal 14 April 2021, sekitar PKL 14:00 (dua) sore, Burhan yang sedang terlelap tidur di Baraknya (Rumah bedeng untuk Buruh dibangunkan oleh Isterinya karena dikunjungi oleh beberapa orang sesama pekerja.

Isteri Burhan tidak memiliki prasangka buruk terhadap kehadiran para pekerja tersebut. Mereka adalah:
1. Hari(Mandor 1); 2. Fajar(Mandor Pemanen); 3. Iswandi (Pemanen);4. Fredi (Pegawai Kantor);
Begitu Burhan keluar dari kamarnya, Hari, Fajar dan Iswandi langsung memukuli Burhan secara keroyokan
Ada yang menampar, meninju, menendang dan menginjak- injak setelah Burhan tersungkur dan tergeletak dilantai.

Pengeroyokan itu tentu menimbulkan kegaduhan dan menarik perhatian para pekerja yang se Barak.
Maka banyaklah para pekerja berkerumun menyaksikan perkelahian tak seimbang tersebut.
Isteri Burhan meminta Suriwan, Deri dan Dede untuk melerai pengeroyokan.

Sementara peleraian itu belum berhasil, Burhan masih sempat berteriak meminta agar isterinya keluar dan mengajak anak gadisnya yang berusia 15 tahun, keluar dari tempat itu.
Akhirnya Suriwan, Deri dan Dede berhasil juga melerai dan memasukkan Burhan ke kamar Dede yang kebetulan bertetangga (berbatas dinding).
Selama penganiayaan dilakukan Hari, Fajar dan Iswandi, Fredi tidak turut.

Namun setelah pengeroyokan berhenti, Fredi pergi meninggalkan tempat kejadian, namun datang kembali, dan kedatangannya kali ini bersama dengan David Sitompul (Manager Kebun).
Setibanya di TKP, sang manager meminta kepada Dede, agar Burhan dibawa keluar dari kamarnya. Memandang Manager yang datang dan meminta mengeluarkan Burhan, Dede pun membuka pintu kamarnya dan meminta Burhan menemui Manager David.

Karena yang memanggil Managernya, Burhan pun keluar dari kamar Dede. Namun setibanya diluar kamar, David Sitompul pun menampar Burhan dengan tamparan keras satu kali. Kemudian Fredi yang sebelumnya pasif, menampar Burhan sebanyak dua kali.
Selanjutnya Hari, Fajar dan Iswandi melanjutkan pesta mereka dengan menjadikan tubuh Burhan sebagai sansak untu tangan dan kaki mereka.

Melihat kondisi Burhan yang sudah tergeletak tak berdaya dan juga telah hadir Asisten manager, Elyas dengan membawa secarik kertas yang sudah ada tulisannya berupa Surat Pengunduran diri dan Burhan dipaksa menanda- tanganinya dengan kata- kata ancaman: Kalau tidak mau menanda- tangani kau akan dibunuh.

Perkataan itu dikatakan oleh Muji. Selanjutnya Muji menambahkan, mereka masih menunggu untuk memukulimu,oleh karena itu agar kau selamat keluar dari sini, tanda-tangani saja. Setelah surat yang berisi pengunduran diri itu ditanda- tangani, Burhan dan keluarganya meninggalkan tempat itu dengan diantar Muji menyeberangi sungai.

Burhan, isteri dan anak gadisnya, keluar dari lokasi PT. CTBU, selanjutnya menuju dan menginap di rumah menantunya di perkampungan di luar lokasi perusahaan. Setelah dua hari menginap di rumah menantunya, Burhan melapor ke Kantor Korwil (K)SBSI, selanjutnya setelah konsolidasi intern Korwil, dilanjutkan dengan melaporkan Penganiayaan itu ke Polres Kubu Raya. Selanjutnya Proses Penyelidikan dan Penyidikan Kepolisian tidak perlu dituliskan disini.

Kasus ini sudah memasuki Persidangan di PN Mempawah untuk Kasus Pidananya, dan Petsidangan pertama untuk kasus Perdatanya di PHI PN Pontianak.
Para Pengeroyok beralasan photo yang di-posting oleh Burhan, didalam photo itu ada gambar isteri Iswandi.
Padahal Isteri Iswandi dan Isteri Burhan ada bersama dalam photo itu. Dan kedua wanita itu adalah sahabat yang sehari- harinya tinggal di satu Barak.

(Jasmen Pasaribu)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here