Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2021 adalah sektor manufaktur. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2021 tercatat 7,07 persen.
“Berdasarkan data dari BPS pertumbuhan ekonomi Indonesia unit terbesar dicatat oleh sektor manufaktur. Di kuartal II 2021 kita lihat ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia 7,07 persen dan kontribusi manufaktur 1,35 persen,” kata Menperin Agus Gumiwang dalam konferensi pers Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2021, Kamis (5/8/2021).
Berikut ini sumber pertumbuhan ekonomi 7,07 persen kuartal II-2021. Pertama sebanyak 1,35 persen berasal dari sektor manufaktur. Kemudian 1,21 persen dari perdagangan. Sebesar 0,77 persen dari transportasi dan pergudangan. Selanjutnya 0,54 persen sektor lainnya, dan sektor paling besar berasal dari akomodasi dan makan minuman 3,20 persen.
Lebih lanjut, secara khusus pertumbuhan industri manufaktur di kuartal II-2021 tumbuh positif diangka 6,91 persen. Hal itu didukung oleh 5 sektor industri manufaktur yang pertumbuhannya sangat besar.
“Alhamdulillah pada tahun 2021 kita bisa lihat bahwa sudah mulai rebound dan seperti yang disampaikan oleh Pak Menko dan Menteri Keuangan, triwulan 2 pertumbuhan dari industri manufaktur bisa mencapai 6,91 persen,” ujarnya.
Adapun 5 sektor industri manufaktur yang pertumbuhannya sangat besar, diantaranya industri alat angkutan, industri logam dasar, industri mesin dan perlengkapan, Industri Karet barang dari karet dan plastik, industri kimia farmasi dan obat tradisional.
“Seperti yang disampaikan oleh ibu Menteri Keuangan bahwa sektor industri manufaktur ini memberikan kontribusi terbesar di Indonesia,” ujarnya.
Secara rinci Menperin menyebutkan kontribusi 5 sektor yang pertumbuhannya besar terhadap PDB Nasional di kuartal II-2021, yaitu industri makanan minuman memberikan kontribusi 6,66 persen, kemudian industri kimia farmasi dan obat tradisional 1,96 persen.
Lalu diikuti oleh industri barang logam komputer barang elektronik optik dan peralatan listrik 1,57 persen, industri alat angkutan kontribusinya 1,46 persen, dan industri tekstil dan pakaian jadi 1,05 persen.
[SBSINEWS]