Pemerintah memastikan stok beras hingga akhir tahun dalam kondisi aman. Hal ini berdasarkan data BPS yang telah diolah Kementan yang menyebut produksi beras bulan Juni mencapai 2,59 juta ton, ditambah stok yang ada menjadi 10,6 juta ton, dan stok akhir Desember 2020 diproyeksikan capai 9,6 juta ton.
“Dari data yang ada alhamdulillah bagus, artinya kesiapan kita, stok beras kita secara nasional dalam kondisi yang baik dan mencukupi, dan hari ini kita panen, dan kita buktikan di lapangan,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/7/2021).
Saat melakukan monitoring areal persawahan dan panen padi di Desa Suka Asih, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Syahrul mengatakan pihaknya telah secara optimal melakukan upaya pemenuhan pangan terlebih di masa pandemi saat ini. Peningkatan produksi ia lakukan dan berupaya untuk memvalidasinya di lapangan, mulai dari percepatan Musim Tanam-II, pemberian bantuan kepada petani, penyerapan gabah secara maksimal hingga penanganan pasca panen.
“Upaya ini juga dalam rangka menjabarkan perintah Bapak Presiden untuk semua menteri tidak hanya menerima laporan dan mendapatkan data, tetapi harus di lapangan, untuk validasi data pangan yang ada, khususnya data padi kita,” jelas Syahrul.
Syahrul memastikan dengan adanya panen raya dan percepatan tanam di berbagai wilayah, kebutuhan beras masyarakat mampu dipenuhi dari produksi dalam negeri meski di tengah pembatasan akibat pandemi. Dengan adanya potensi panen di berbagai daerah, pihaknya bersama dengan Bulog dan pemerintah daerah akan berupaya maksimal menyerap gabah petani.
“Saya yakin pangan kita aman, kita ada perhitungan yang jelas kapan masa panen dan masa tanam, daerah mana saja, dan kita lakukan akselerasi, percepatan bersama pemerintah daerah, cadangan beras juga cukup banyak baik yang ada di pengendalian langsung Bulog, penggilingan dan penanganan pemerintah daerah,” ujar Syahrul. (ANFPPM)