Sarah Gilbert. Mungkin sudah banyak yang mengenal perempuan luarbiasa ini. Dia adalah penemu (bersama timnya, salah satunya dari Indonesia) vaksin AstraZeneca. Vaksin yang juga mampu mengatasi varian Delta.
Sarah menjadi istimewa ketika dia melepas hak patennya (yang bisa membuatnya kaya raya) sehingga harga vaksin AstraZeneca menjadi sangat murah. Alasannya sederhana namun menggetarkan : demi rasa kemanusiaan.
Perempuan berpenampilan serba biasa ini menjadi luarbiasa di tengah hegemoni napsu raksasa farmasi. Dia menjadi mahluk langka. Dia seperti menjadi malaikat di tengah dunia yang sedang merintih. Ketika hadir dalam Wimbledon 2021, dia nampak sangat biasa. Dan tatkala diperkenalkan, lalu mendapatkan tepuk tangan serta “standing ovation” dari seluruh penonton lainnya – Sarah malah nampak kikuk.
Dia seperti malaikat yang rikuh dengan glorifikasi. Dia menjadi “malaikat” bukan melulu karena kehebatannya, tapi justru karena “kemanusiaan”nya. Dunia yang sedang sakit berat ini membutuhkan malaikat seperti Sarah. Sosok dimana orang masih bisa melabuhkan rasa percaya dan harapannya.
Sarah seperti mengajarkan kepada dunia, hanya (rasa) kemanusiaan yang bisa menyelamatkan dunia. Hanya kemanusiaanlah yang bisa menaklukkan pandemi. Semua yang lain – bahkan vaksin temuannya pun – hanyalah sarana.
Tuhan mengirimkan Sarah – malaikatnya yang kikuk – untuk menyadarkan dan mengajar dunia.
Redaksi SBSINEWS
23 Juli 2021