Egoisme Perusahaan dan tidak sensitifnya pemerintah terhadap persoalan tidak hanya membuat masalah semakin panjang dan berlarut-larut, namun semakin menambah penderitaan bagi buruh dan keluarganya. Permasalahan PK SBSI PT FAM dengan Pihak Perusahaan hingga hari ini semakin memperparah kondisi anggota SBSI pada perusahaan ini.
Update Informasi Jumat 8 Juli 2021Rini Pardede Ketua PK PT FAM menuliskan kondisinya.
Selamat sore semuanya..
Saat ini Pukul 17.55 Wita.
Berhubung listrik hanya dari genset yang kapasitas kecil dan dinyalakan setiap sore, dan pemakaian hp srmua orang jadi untuk komunikasi sedikit terhambat karna batrey hape terbatas..
Saya menyampaikan bahwa kami masih menjalankan mogok kerja di lokasi portal masuk utama PT FAM.
Anggota kami yang status kerjanya KHT sudah mendapatkan panggilan kerja yang ke 2(dua) dan anggota sudah menghadap ke kantor afdeling/divisinya masing-masing sambil membawa surat pernyataan bahwa mereka masih mogok kerja dan siap bekerja apabila smua tuntutan dipenuhi.
Dan anggota kami yang status KHL secara lisan disampaikan oleh mandornya bahwa perusahaan sudah tidak mempekerjakan lagi.
Semua anggota kami sepakat bertahan dalam mogok kerja walopun ada beberapa yang sudah gugur dalam berjuang karna terhasut oleh orang-orang yang berlawanan dengan kami.
Dan hari ini informasi yang kami terima setelah Pak Ketua DPC bersilahturahmi bertemu kapolsek dan camat, bahwa kami akan dibubarkan oleh Satgas Covid apabila tidak mematuhi aturan prokes pakai masker dan jaga jarak kumpul dalam tenda.
Bantuan pemerintah setempat berupa masker.
Tenda terpal kami sangat terbatas.
Segala sesuatu terbatas..
Dan pada Hari ini sekitar pukul 14.30 wita saya kembali ke barak saya setelah saya tidur bermalam dilokasi mogok kerja di portal FAM..
Saat saya tiba di mess, saya temui seluruh lampu di dalam rumah saya dalam kondisi mati.
Berhubung saya dengar bunyi mesin pabrik, yang awalnya saya berfikir karna pabrik mau start olah, yang biasanya seluruh listrik padam disemua barak.
Sambil menunģgu skitar 1 jam dan ternyata listrik tidak juga menyala di barak saya. Lalu saya mengecek di sekeliling rumah dan ternyata ada bekas kayu yang dibongkar di dekat atap atas depan rumah saya.
Saat itulah saya benar-benar memastikan bahwa manajemen kebun sudah mengambil tindakan memutuskan aliran listrik ke barak saya.
Dan sore hari ini saya mengambil keputusan akan tidur tinggal bermalam di mess saya malam ini walaupun kondisi gelap tanpa listrik.
Sampai hari besok sabtu, saya menanti datang nya utusan-utusan manajemen untuk membongkar paksa mess saya.
Mungkin ini jalan terbaik dan mungkin yang terakhir.. Demi kehormatan saya secara pribadi dan kehormatan organisasi PK SBSI PT FAM..
Bertahan Harus Menang Walaupun Mati jadi taruhan jalan terakhir….
Terimakaaih untuk semua Orang/Pihak yang telah berjasa dan Berkirban bagi Saya dan Kawan Kawan PT FAM
Tuhan menyertai perjuangan kaum buruh yang tertindas atas perlakuan yg tidak adil…Ttd. Reny
Ketua PK FPPK SBSI PT. FAM KUTAI TIMUR.