Saling Kritik antar Partai adalah hal yang wajar, hal itu terjadi di Negara manapun bahkan terjadi di tingkat Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota. Itulah yang kini tengah terjadi di Propinsi Aceh kawasan yang berjuluk Serambi Mekkah.
- Tulisan Abdul Manaf Pengurus (K)SBSI Aceh dibawah ini membuka persoalan ini dengan sederhana. “Anggaran APBA besar realisasi rendah. itu kan bodoh di atas bodoh “ itu adalah sebuah statement Muzakir Manaf petinggi atau orang nomor satu di Partai Aceh di sebuah harian lokal, beliau mengkritisi dengan tajam kinerja pemerintah Aceh saat ini”.
Sebenarnya beliau untuk lebih fokus menyiapkan amunisi untuk pertarungan Pilkada mendatang yaitu di tahun 2024 dan menyiapkan calon calon petarung untuk kembali menguasai parlemen Aceh , yang mampu mengoptimalkan pelaksanaan Undang undang nomor 11 tahun 2006. Disisi lain fakta berbicara tiga periode Partai Aceh di bawah beliau menguasai parlemen Aceh tak ada perubahan secara signifikan terhadap kemajuan di segala aspek pembangunan masyarakat Aceh.
Salah,tentunya tidak , soal statement beliau mengkritisi pemerintah Aceh , tentu jawabnya ” tidak” akan tetapi beliau juga pernah di panggung kekuasaan , tapi hasilnya nihil , persoalan ini harus di fahami benar oleh Mualem,Apa lagi Otsus akan berakhir tahun 2027.
“Aceh payah pajoeh pade soeh ” siapa yang harus memikirkan nasib kedepan , sebisa mungkin jangan lagi kita buka ruang pertengkaran politik baru,buat landasan pacu untuk kemajuan dari sekarang , 2024 di depan mata. Terimakasih.” Tulis Abdul Manaf.(ANFPPM)