Pada cetakan ke-2 novel ‘The Eyes of Darkness’ tahun 1989, muncul nama jenis virus Wuhan 400. Padahal pada cetakan pertama di tahun 1981 nama virusnya masih Gorky 400.

Terlepas dari musuh barat (AS dkk) yang beralih ke Cina, atau berbedanya corona virus dalam novel tersebut dengan kondisi saat ini. Tetapi penggunaan nama Wuhan 400 dengan kejadian nyata awal munculnya virus tersebut di Kota Wuhan China bukan hal kebetulan.

Hal yang tidak bisa dibantah adalah 7 negara kaya telah memproduksi 2 Milyar vaksin kecuali Jepang untuk di distribusikan keseluruh dunia, sebutlah Pfizer-Biontech buatan AS-Jerman, AstraZeneca buatan Inggris, Novavax buatan AS-Canada, Moderna buatan AS, Johnson & Johnson berbasis di Leiden Belanda tetapi milik AS. Mereka memproduksi Vaksin, PDA, alat swab test, PCR test, serta berbagai macam produk farmasi yang berhubungan dengan covid-19. Sungguh bisnis yang sangat menguntungkan ditengah ketakutan masyarakat dunia.

Apakah ini kebetulan, sebaiknya mari kita pikirkan dalam-dalam.

Kita di Indonesia bahkan sudah kenal Corona Virus pada mata pelajaran IPA kelas 8 semester dua tahun 2017, pada Bab 8 bag B ; ‘Gangguan Pada Sistem Pernapasan Manusia.’

Corona virus atau lebih populer dikenal sebagai Covid-19 memang ada, Bimbo kelompok band asal Bandung pun sampai mengabadikan lagu Corona pada tahun 2021 sebagai bentuk keprihatinan atas penyebaran covid-19.

Permasalahan saat ini adalah kita cuma menunggu dicekoki vaksin serta produk farmasi negara G7 atau mau memproduksi sendiri dengan serius mengembangkan Vaksin Merah-Putih serta Vaksin Nusantara atau bila perlu terus gunakan methode donor Convalescence plasma darah dari mereka yg pernah tertular covid-19 dan telah sembuh.

Akan sangat terhormat sebagai satu bangsa, apabila semua perangkat swab baik antibody maupun antigen tergantikan oleh perangkat GENOSE buatan asli Indonesia.

Bisa ambil contoh beberapa negara seperti; China, Rusia dan Iran akhirnya terbebas dari Covid-19 karena mereka dengan banggga menggunakan vaksin buatan dalam negeri sendiri beserta produk farmasi terkait covid-19.
Negara-negara mandiri ini tidak bisa ditekan oleh G7 lewat World Horror Organization (WHO) dan buktinya mereka selamat. Padahal WHO mempersulit izin penggunaan darurat vaksin Sinovac, Sinopharm, serta Sputnik V. Vaksin buatan Iran ‘Barekat’ bahkan tidak pernah diakui samasekali walau fakta keberhasilan uji klinis Barekat mencapai 90%.

Sudah saatnya Indonesia keluar dari politik ketergantungan pada negara-negara G7 dan berdiri diatas kaki sendiri. Hilangkan rasa ketakutan menjadi rasa optimis bahwa kita bisa dan Indonesia berjaya.

Jakarta, 27 Juni 2021
Penulis
Novy Ariansyah Aktivis 1998

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here