PT Nestlé Indonesia menambah investasi sebesar US$220 juta. Tambahan modal tersebut digunakan untuk pembangunan pabrik baru, Bandaraya di Batang dan perluasan pabrik di Panjang Provinsi Lampung, Kejayan Provinsi Jawa Timur, dan Karawang Provinsi Jawa Barat.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan tambahan investasi tersebut menandakan kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia. Ia memastikan pemerintah tidak akan mempersulit perizinan investasi yang datang ke Indonesia.

“Sesuai dengan perintah Bapak Presiden agar jangan menahan izin. Menahan izin sama dengan menahan lapangan pekerjaan, menahan laju pertumbuhan ekonomi, dan menahan pendapatan daerah atau negara. Karena itu, hari ini bertepatan dengan hari kebangkitan nasional, mari kita jadikan juga sebagai momen kebangkitan investasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (20/5).

Perusahaan yang berbasis di Swiss tersebut telah menyelesaikan perluasan kapasitas ketiga pabriknya pada 2020 dengan nilai investasi sebesar US$100 juta. Dengan perluasan ini, kapasitas pabrik meningkat 25 persen menjadi 775 ribu ton per tahun.

Sementara itu, pabrik baru di Bandaraya, Batang nantinya akan memproduksi susu cair dan minuman siap konsumsi. Pabrik yang ditargetkan operasi komersial pada 2023 ini, akan bermitra dengan peternak sapi perah di wilayah Jawa Tengah.

Bahlil mendorong Nestlé Indonesia merealisasikan rencana kerja sama dengan UMKM, khususnyapeternak sapi di Jawa Tengah. Ia menuturkan pola kerja sama tersebut menjadi contoh efek pengganda (multiplier effects) investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja di pusat maupun daerah.

“Kami sangat senang mengetahui bahwa Nestlé Indonesia akan bekerja sama dengan Kabupaten Batang untuk mengembangkan peternakan sapi perah untuk mendapatkan susu segar untuk pabrik barunya, yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi peternak sapi perah dan ekonomi pedesaan di Jawa Tengah,” imbuhnya.

Sementara itu, Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo berharap investasi Nestlé ini dapat menyerap banyak tenaga kerja di Jawa Tengah, sehingga menurunkan angka pengangguran.

“Selain itu, hendaknya dapat bekerja sama dengan para peternak sapi perah, petani kopi dan mitra bisnis lokal lainnya dalam memenuhi pasokan bahan baku dan bahan pendukung produksi sehingga dapat berkontribusi dalam memajukan perekonomian masyarakat pedesaan di Jawa Tengah,” ujar Yulianto.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar menyampaikan pihaknya melihat peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia meski di tengah pandemi covid-19.

Ia memastikan Nestlé Indonesia memiliki komitmen jangka panjang untuk terus berinvestasi di Indonesia. Hal ini ditandai dengan tambahan investasi US$220 juta tersebut.

“Fokus kami menciptakan lebih banyak lapangan kerja, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku lokal, dan menghasilkan produk makanan dan minuman berkualitas dan bergizi yang aman dan lezat bagi konsumen kami, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia,” ujarnya.

PT Nestlé Indonesia sendiri berdiri sejak 1971 dan sudah mempekerjakan sekitar 3.600 karyawan. Perusahaan saat ini menggunakan lebih dari 750 ribu liter per hari bahan susu segar dari 26 ribu peternak sapi perah yang tergabung di 42 koperasi susu.Dikutif dari CNN.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here