Tulisan pendek ini hanya ‘Kado Kecil’ untuk Serikat Buruh Sejahtera Indonesia yang berulang tahun ke-29. Mungkin coret-coretan ini tidak terlalu penting. Tapi cobalah luangkan waktu untuk membacanya.
Ada Orang yang memiliki kemampuan mengkonstruksi pikiran dan kerja-kerjanya nyatanya menjadi sesuatu yang kuat, kokoh, bermanfaat untuk untuk dirinya dan orang banyak. Orang seperti ini biasanya tidak banyak.
Akan tetapi ada orang yang sebaliknya dimana pemikiran dan kerja-kerjanya mampu meluluhlantahkan apa yang sudah dicapai oleh orang pertama hanya dalam hitungan hari.
Semoga kita sekumpulan orang-orang yang pertama, karena pasti segenap jiwa orang itu adalah cinta,pengabdian dan rasa tanggung jawab. Kita membutuhkan orang-orang seperti ini untuk bersama-sama menghadapi situasi sulit ini. Situasi sulit yang dihadapi oleh organ kita didaerah yang membutuhkan penataan ulang bahkan penataan baru
Serikat Buruh adalah organisasi sosial yang memerlukan Konstruksi Sosial. Kita adalah pekerja-pekerja sosial (Sosial Wolker) dimana hasil tak harus mempengaruhi upah, apalagi tak ada hasil lalu menuntut upah. Orang-orang dahulu yang tulus ikhlas sering disebut Orang Sosial, maksud sebenarnya adalah orang yang berjiwa sosial.
Ketika sekumpulan orang-orang berjiwa sosial melakukan kerja-kerja sosialnya maka konstruksi sosial itu baru dimulai. Kontruksi itu baru menfondasi. Kerja kerja berikutnya merampungkan bangunan sosial itu hingga nyaman dinikmati atau dihuni orang yang dituju. Siapa yang dituju, pastilah Buruh.
Hari ini bangunan sosial itu ada di mana-mana, artinya banyak orang yang berhasil membangunnya. Belasan Konfederasi dan ratusan Federasi serta ribuan serikat Buruh tingkat perusahaan. Konstruksi bangunan sosial memasuki masa persaingan bersosial tentu demi kesejahteraan sosial anggotanya.
Hal yang membanggakan tentu saja karena perlombaan sosial semakin masif. Persaingan yang kompetitif ini menggunakan beraneka jurus. Buruh pun memiliki banyak pilihan bangunan sosial untuk dinaungi.
Masih jutaan Buruh yang merasa nyaman tidak berada didalam salah satu bangunan sosial Serikat Buruh. Bahkan didalam kompetsi perekrutan hanya sedikit yang dapat terekrut. Pertanyaannya apakah bangunan – bangunan sosial itu tidak memiliki daya tarik. Mengapa daya tarik menjadi penting.
Pernakah kita berfikir pentingnya daya tarik? Lantas apakah jenis daya tarik yang harus kita punyai. Mengapa harus bingung mencari jawabannya, bukankah (K)SBSI memiliki magnet besar yaitu keberpihakan berbentuk Advokasi dan Pendidikan-pelatihan(Vokasi). Inilah magnet yang sering terabaikan karena keasyikan kita memperbaiki aksesoris.
Magnet Ini dibutuhkan Kaum Buruh sampai kapanpun. Garaplah dengan serius bagaimana Advokasi dan diklat menjadi magnet yang mampu menarik Buruh menjadi bagian dari kita. Siapkan Figur-figur Magnet yang berjiwa Sosial dan tempatkan di pos-pos Buruh. Tempatkan di lokasi-lokasi seputar daerah industri. Hidupkan Advokasi dan Diklat di area- area sekitar Industri.
Hindari dan antisipasi pemikiran dan langkah-langkah Dekonstruktif yang sekilas sangat Konstruktif. Ingatlah matinya magnet disebabkan oleh pemikiran dan langkah-langkah yang tak dihitung dengan matang. Matinya magnet ketika jiwa sosial bergeser menjadi “Sosialita”.
Selamat Ulang Tahun SBSI yang ke 29 tahun 25 April 2021.
Hormat Kami
– Andi Naja FP Paraga ~