Cuaca ekstrem yang sebabkan banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) timbulkan potensi bahaya kelistrikan. PLN bergerak cepat dan sigap melakukan pemulihan kelistrikan yang terdampak akibat bencana ini.
Hingga Minggu (4/4/2021) malam, sebanyak 4.885 gardu atau sebesar 82 persen gardu terdampak cuaca ekstrem kembali menyala. “Petugas kami terus bersiaga untuk mengamankan aliran listrik dan melakukan pemulihan listrik, khususnya di lokasi terdampak banjir atau longsor,” tutur General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko.
PLN berupaya untuk terus menjaga keselamatan dan keamanan warga dari bahaya kelistrikan yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem. PLN terus melakukan perbaikan gardu yang terdampak banjir dan longsor.
“Aliran listrik di lokasi banjir dan longsor untuk sementara kami hentikan demi keselamatan warga,” kata Agustinus Jatmiko.
Pemulihan aliran listrik dilakukan ketika kondisi jaringan telah dipastikan aman atau ketika banjir telah surut.
“Tim kami masih terus bekerja di lapangan, melakukan pendataan lapangan, sejauh apa kerusakan yang terjadi dan tentunya segera melakukan pemulihan. Sinyal telekomunikasi di lokasi pun sulit,” ujar Agustinus.
Banjir bandang masih melanda beberapa wilayah di NTT mulai dari Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Mala, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Timur Tengah Selatan, dan Kabupaten Kupang, hingga Minggu (4/4/2021) dini hari.
PLN mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap bahaya kelistrikan ketika musim hujan dan terjadi banjir. Apabila air masuk ke dalam rumah, masyarakat dapat mematikan listrik dari Mini Circuit Breaker (MCB) pada kWh meter secara mandiri. Masyarakat juga bisa menghubungi PLN melalui aplikasi PLN Mobile.
SUMBER : KOMPAS.TV