Ia lahir di lampung. Dia sangat pasih bahasa Indonesia. Dia adalah pengusaha sukses. Awalnya, ia bekerja sebagai penjaga kebun kelapa. Ia belajar banyak dari pekerjaan tersebut. Terutama dari sang paman, Ang Sioe Tjwan yang mengajarinya berdagang kopra. Memasuki tahun 1930-an, Ang Tiauw Bie telah menjalankan usaha mandiri. Ia mendirikan pabrik minyak kelapa dan sabun dan sukes besar.

Pada 1942 saat kedatangan tentara Jepang, semua usahanya dibumi hanguskan oleh Belanda. Tapi setelah Belanda hengkang dia mampu menjalin hubungan baik dengan Gunseikanbu (pemerintah militer Jepang). Ia bahkan sukses menjalankan pabrik minyak kelapanya yang berganti nama menjadi Yamato. Kemudian oleh Ho Hap, komunitas Tionghoa di Indonesia dia diangkat taige atau big brother atau protector.

Saat terjadinya revolusi kemerdekaan, usaha dagangnya yang kian maju membuat dirinya sanggup membeli dua kapal layar yang dinamakan Sri Menanti dan Sri Nona. Ia menggunakan armada lautnya itu untuk mengangkut hasil bumi dari pulau Jawa menuju ke Singapura. Kembali ke Jawa, Ang Tiauw Bie juga mengisi kapalnya dengan persenjataan untuk membantu perjuangan tentara melawan agresor Belanda. Ini dilakukan dengan berani. Dia menyelundup. Kalau terangkap Belanda atau Inggris di Singapore dia bisa dihukum mati dan kapal disita.

Makanya tak berlebihan bila dia mendapat penghargaan tertinggi dari negara. Dia mendapat penghargaan Satyalencana Persiapan Kemerdekaan Kesatu dan Kedua pada 1958 dan Satyalencana Gerakan Operasi Militer III dan IV pada 1959. Semuanya diberikan oleh Menteri Pertahanan Djuanda atas jasanya menyelundupkan senjata untuk perjuangan kemerdekaan.

Tak hanya itu, Presiden Soekarno pun memberinya nama Anggakusuma pada 15 Januari 1960. Negara pun tak lupa pada jasa sosok Tionghoa yang satu ini. Atas sumbangsihnya pada perjuangan bangsa, dia diakui sebagai veteran Republik Indonesia dengan Keputusan No. 35/H/Kpts/MUV/63 pada 20 Februari 1963. Prestasi emas yang tergolong prestisius di kalangan etnis keturunan.

Dukungan financial nya kepada perjuangan kemedekaaan Indonesia sangat besar. Dia dekat dengan Sukarno, Mohammad Hatta, Sultan Hamengkubuwono IX. Bisa dibayangkan betapa pentingnya financial di saat itu. Karena pemerintah baru berdiri. Kas kosong. Para elite politik bukan orang kaya yang mampu membiayai perjuangan yang perlu ongkos mahal. Tentu Ang Tiauw Bie bukan hanya seorang etnis Tionghoa yang berkorban harta untuk kemerdekaan. Masih banyak lagi yang lain

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here